Nasib Penjahit di Jambi yang Terancam Maraknya Penjualan Online
Iria Fahmi pemilik dari outlet penjahit Rice terlihat sedang menservis baju konsumenya ketika Tribunjambi.com singgah ke tempatnya.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI COM, JAMBI - Iria Fahmi pemilik dari outlet penjahit Rice terlihat sedang menservis baju konsumenya ketika Tribunjambi.com singgah ke tempatnya.
Di dinding tempat jahit ini terdapat beberapa baju dinas polisi tergantung.
"Baju itu baru selesai dipermak," ujarnya beberapa waktu yang lalu.
Iria mengatakan semenjak penjualan online makin banyak dia semakin kekurangan order pembuatan baju.
"Hampir tidak ada yang buat baju lagi, tidak seperti dulu," katanya.
Saat ini pelangannya hanya menservis atau mempermak pakainya.
Biasanya mereka beli online, jika kebesaran dibawa ke sini untuk disesuaikan ujarnya.
Namun, walaupun sudah tidak ada lagi yang memesan untuk membuat baju, dia masih tetap setia membuka usaha jahit ini.
Bagi Fahmi dengan masih bukanya usaha jahit, selain mengisi waktu luang dia sambil mengenang perjuangannya membesarkan anak-anaknya hingga jadi orang yang berguna di Jambi.
Baca juga: Penjahit di The Hok Ini Sukses Mengantarkan Anak-anaknya Menjadi Dosen
Sepasang anak Fahmi saat ini telah menjadi dosen di dua universitas yang ada di Jambi.
Si sulung menjadi dosen di Universitas Jambi, sedangkan si bungsu menjadi dosen di Universitas Batanghari.
Fahmi menceritakan dia menyekolahkan anak-anaknya hingga dapat gelar Master dari hasil menjahit pakaian ini.
Perjuangan Fahmi sendiri tidak muda, awal mulai dia merantau ke Jambi hanya bermodalkan gunting untuk memotong kain.
Tidak langsung membuka usaha jahit, dia sempat bekerja sama orang di pasar tingkat pasar Jambi sebagai penjahit di sana.
Setlah merasa mapan, dia mulai memberanikan diri membuka usaha jahitnya.