Berita Jambi
Jokowi: Perekonomian Terus Membaik dan Pandemi Terkendali Namun Waspada Omicron
Berita Jambi-Penanganan pandemi covid-19 sudah semakin terkendali, namun meskipun begitu Presiden Joko Widodo mewanti-wanti
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Perekonomian terus menunjukkan perbaikan. Optimisme perbaikan perekonomian bisa diharapkan lewat pencapaian vaksinasi yang terus meningkat.
Penanganan pandemi covid-19 sudah semakin terkendali, namun meskipun begitu Presiden Joko Widodo mewanti-wanti masih ada varian omicron yang harus diwaspadai.
Tidak hanya penyuntikan vaksinasi, namun vaksin penguat booster juga sudah di suntikan dan telah di mulai sejak 12 Januari 2022 yang lalu.
"Penyuntikan penguat booster dimulai sejak 12 Januari 2022. Penanganan pandemi yang semakin baik ini harus kita pakai untuk membangkitkan optimisme, memberikan keyakinan, memberikan kepercayaan yang lebih besar pada masyarakat dan kepada para pelaku usaha untuk segera melanjutkan aktivitas ekonomi," jelas Joko Widodo saat membuka pertemuan tahunan industri jasa keuangan 2022 dan peluncuran taksonomi hijau Indonesia secara virtual di channel YouTube OJK.
Joko Widodo melanjutkan, meskipun kinerja ekonomi sektor riil terus membaik, tetapi harus tetap waspada terhadap perkembangan pandemi covid-19. Dan juga dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian, kelangkaan pangan kelangkaan energi, kelangkaan kontainer, kenaikan inflasi, kenaikan harga produsen.
"Saya kira persoalan itu harus terus kita ikuti karena dampaknya pasti ada terhadap negara kita. Pandemi yang berkepanjangan betul-betul telah menimbulkan luka yang dalam bagi sektor-sektor tertentu. Dan di saat yang sama, telah terjadi global supply chain disruption yang memicu peningkatan harga komoditas dunia dan menimbulkan inflasi global yang semakin tidak menentu. Diperlukan strategi penanganan yang lebih spesifik, ini harus detail dan efektif serta penuh kehati-hatian agar tidak mengganggu upaya-upaya pemulihan yang sedang kita lakukan," tambahnya.
"Karena itu kebijakan dan instrumen pengawasan yang dikeluarkan OJK harus mampu mencegah meluasnya dampak covid-19, khususnya terhadap perekonomian, sektor keuangan serta dapat membantu sektor informal dan UMKM agar mampu bertahan. Dan kita harapkan bahkan bisa tumbuh lebih baik dengan melakukan berbagai inovasi dan terobosan, seperti tadi juga sudah disampaikan oleh bapak ketua OJK," lanjutnya.
Tanpa sektor jasa keuangan yang baik, perekonomian nasional tidak akan berjalan dengan baik dan berkelanjutan, begitu pula dengan sektor jasa keuangan, jika tidak bisa kuat tanpa didukung pergerakan sektor riil.
"Jika sektor jasa keuangan hanya memikirkan keuntungan semata tanpa menggerakkan sektor riil, akan berpotensi munculnya skema ponzi, munculnya investasi bodong, penipuan investasi dan sejenisnya," ucapnya.
Joko Widodo juga menyinggung stagnannya angka penyaluran kredit kepada pelaku UMKM yakni dikisaran 20 persen. Tahun 2030, kata Joko Widodo, penyaluran angka kredit UMKM ditargetkan menyentuh sebesar 30 persen.
Untuk bisa sampai ke angka tersebut, tidak bisa mengandalkan pertumbuhan alamiah saja. Diperlukan strategi yang harus dijalankan dengan terobosan dari sekarang dan diikuti oleh aksi-aksi yang serius, yang konsisten dan berkelanjutan.
"Tidak boleh lagi ada cerita, misalnya akses kredit yang sulit, akses pembiayaan bagi pelaku usaha sektor informal yang sulit, UMKM yang kesusahan akses permodalan, koperasi yang susah mengakses permodalan. Dan itu bisa kita pemudah, percepat sehingga memberikan peluang yang besar bagi generasi muda yang memulai usaha, juga UMKM untuk mengembangkan usaha atau memperbesar segala usahanya," tambahnya.
"Bisa menjadi komponen penting untuk pemulihan perekonomian dan berperan mengatasi persoalan bottle neck suplly chain akibat tingginya tren kenaikan permintaan yang belum mampu dipenuhi oleh para pemasok akibat belum 100 persen pulihnya rantai pasokan global," lanjutnya.
Joko Widodo melanjutkan, keberhasilan UMKM bertransformasi di masa pandemi menjadi modal awal yang penting untuk membawa UMKM naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi dan menjadi motor penggerak ekonomi yang sedang dilakukan pemerintah.
Pembangunan infrastruktur, kata Joko Widodo akan terus dipacu dan dilanjutkan dengan reformasi di bidang manufaktur dan industri hilir, mineral dan ekspor barang-barang olahan, hasil tambang akan terus kita tingkatkan.