Berita Nasional

71 Orang Peneliti di Eijkman Diberhentikan, Begini Nasib Tenaga Honorer Lembaga Ini

Lembaga Eijkman sudah melebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ratusan tenaga honorer diberhentikan

Editor: Rahimin
KOMPAS/Riza Fathoni
Seorang peneliti melakukan riset di laboratorium Pusat Genom Nasional di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jakarta, Kamis (24/6/2018). 71 Orang Peneliti di Eijkman Diberhentikan, Begini Nasib Tenaga Honorer Lembaga Ini 

TRIBUNJAMBI.COM - Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman melebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Efeknya, ada sebanyak 113 tenaga honorer tidak diperpanjang kontraknya atau diberhentikan.

Dari sebanyak itu, 71 orang adalah tenaga honorer periset.

Menurut Plt Kepala PRBM Eijkman Wien Kusharyoto, 113 orang itu diberhentikan karena dampak adanya integrasi Lembaga Eijkman ke tubuh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) September 2021.

"Dari 113 orang, sekitar 71 adalah tenaga honorer periset," katanya dihubungi Kompas.com, Minggu (2/1/2022).

Setelah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) resmi terintegrasi ke dalam BRIN, lembaga itu berganti nama menjadi PRBM Eijkman.

Dikatakan Wien Kusharyoto, ada sejumlah perubahan mekanisme yang perlu diikuti sesuai ketentuan berlaku, setelah terintegrasinya Lembaga Eijkman ke tubuh BRIN.

Seperti, dikelola sesuai kebijakan BRIN dan peraturan atau undang-undang yang berlaku.

Hal tersebut juga sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.

Wien Kusharyoto menawarkan sejumlah skema perekrutan para periset Eijkman sebagai peneliti BRIN.

Pertama, PNS periset bakal dilanjutkan pengangkatannya menjadi PNS BRIN sekaligus diangkat sebagai peneliti.

Opsi lainnya, tenaga honorer periset usia di atas 40 tahun dan merupakan S3, dapat mengikuti penerimaan ASN jalur PPPK 2021.

"Yang sudah bergelar S3 dialihkan untuk menjadi ASN atau PPPK, sudah tiga orang yang diterima," katanya.

Untuk honorer peneliti S1 dan S2 dapat mendaftarkan diri sebagai mahasiswa S2 atau S3 berbasis riset atau by research.

Tujuannya agar mereka dapat direkrut sebagai asisten riset di PRBM Eijkman.

Dijelaskannya, proses pendaftaran itu masih berlangsung pada tahun ini.

Untuk riset dan biaya kuliah para tenaga honorer itu bakal ditanggung BRIN.

"Proses ini tetap berlangsung di tahun 2022, mengikuti mekanisme penerimaan di universitas yang dituju, dan mekanisme perekrutan sebagai asisten riset di BRIN. Yang masih S1 atau S2, perlu menjadi mahasiswa S2 atau S3 by research agar dapat direkrut sebagai asisten riset," katanya.

Menurutnya, ada sebagian tenaga honorer peneliti yang telah mendapat beasiswa dan bakal melanjutkan studinya ke luar negeri.

Bagi yang merupakan tenaga honorer non periset seperti administrasi, teknisi, keamanan dan kebersihan maka dapat melamar ke perusahaan alih daya pemenang tender baik di BRIN atau Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai pemilik gedung.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Baca juga: LBM Eijkman Klarifikasi Warga Jambi Bukan Terpapar Varian Delta Plus, Masuk Kelompok Varian Lokal  

Baca juga: Pakar Virus Eijkman Bantah Iklim Tropis Alasan Indonesia Nol Kasus Coronavirus, Ini Katanya

Baca juga: Dorong Pembangunan Bidang Kesehatan, Pemprov Jambi Bangun Kerja Sama dengan LBM Eijkman Kemenristek

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved