Masuk Lewat Jalur Gelap, Puluhan Orangtua Siswa SMAN 8 Kota Jambi Demo: Saya Sudah Bayar

Orang tua dan murid dari antara 120 siswa gelap yang ada di SMAN 8 Kota Jambi demo di Kantor Gubernur Jambi, Kamis (23/12/2021).

Penulis: Monang Widyoko | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi/Monang
Orang tua dan murid dari antara 120 siswa gelap yang ada di SMAN 8 Kota Jambi demo di Kantor Gubernur Jambi, Kamis (23/12/2021). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Orang tua dan murid dari antara 120 siswa gelap yang ada di SMAN 8 Kota Jambi demo di Kantor Gubernur Jambi, Kamis (23/12/2021).

Mereka menuntut keadilan dan solusi bagaimana anak-anak mereka dapat bersekolah kembali dan meminta Dinas Pendidikan Provinsi Jambi mengeluarkan Dapodik anak-anak mereka.

Yuli, satu di antara orang tua 120 siswa gelap di SMAN 8 Kota Jambi menceritakan bagaimana kejadian ini bisa menimpa  anaknya.

"Anak saya memang tak lolos dalam PPDM Online. Rumah kami di Kebon Bohok dan masuk zonasi kami masuk di SMAN 6 dan SMAN 8. Karena kakaknya sudah bersekolah di SMAN 8 jadi saya mau masukan anak saya ini ke SMAN 8 juga," ungkapnya.

Karena tak lolos PPDB Online, akhirnya Yuli mencoba mengupayakan anaknya tetap masuk ke SMAN 8 Kota Jambi dengan menghubungi kepala sekolah, yang saat itu adalah Sugiyono.

"Saya bicara saja dengan kepala sekolahnya, apakah anak saya bisa sekolah di SMAN 8 karena udah tidak bisa lagi PPDB sudah lewat. Kepala sekolah jawab bisa pada saat itu," bebernya.

Baca juga: Pasar Tradisional Tebo Jelang Nataru 2022 Sepi Pembeli, Beda dari Tahun Sebelumnya

Kemudian anak Yuli pun masuk dan bersekolah seperti biasa dengan teman-teman sebayanya di sana.

Satu semester berjalan, dan kasus 120 siswa gelap ini mencuat, Yuli pun khawatir dengan anaknya yang masuk ke SMAN 8 tak melalui jalur PPDB.

Benar saja, ketika dirinya memastikan status anaknya ke sekolah pasca pencopotan kepala sekolah Sugiyono saat itu, nama anaknya tak terdaftar di Dapodik bersama 120 siswa lain.

"Saya baru mengetahui ini baru setelah kasus ini naik. Dan saya mulai pertanyakan status anak saya di sekolah bagaimana. Ternyata anak saya tak bisa sekolah di SMA 8," paparnya.

Oleh karena itu dirinya menuntut keadilan dan solusi dengan ikut aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Jambi.

Bahkan dirinya mengaku telah mengeluarkan uang sebesar Rp 1,6 juta untuk anaknya agar bisa bersekolah di SMAN 8 Kota Jambi dan menyerahkan uangnya kepada kepala sekolah.

Baca juga: Seorang Pria Ditemukan Meninggal Tak Wajar di Rumah Kakaknya di Kotabaru

"Saya ada membayar untuk uang seragam sebesar Rp 1,6 juta. Hanya itu saja. Tak ada uang lain," katanya.

Dirinya menginginkan anaknya agar tetap bisa bersekolah. Ia pun tak mempermasalahkan anaknya bersekolah di swasta. Namun ia meminta agar tak ada lagi biaya yang dikeluarkan.

"Saya inginnya bagaimana anak saya bisa tetap bersekolah. Saya tidak masalah sekolah di negeri apa swasta, yang penting anak saya bisa sekolah dan tidak mengeluarkan biaya lagi. Saya hanya minta Dapodik anak saya dikeluarkan oleh dinas," tuntutnya.

(Tribunjambi.com/Widyoko)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved