Berita Sarolangun

Penyebab Kebakaran Terbanyak karena Kelalaian, Damkar Sarolangun Singgung Api Genset

Berita Sarolangun-Dinas pemadam kebakaran dan penyelamatan menyatakan penyebabnya paling banyak didominasi oleh kelalaian manusia.

Penulis: Rifani Halim | Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi
Ilustrasi. Anggota Damkar Sarolangun berusaha memadamkan api yang membakar rumah di Kabupaten Sarolangun, Jumat (12/6/2020) pagi. 

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Musibah kebakaran di Kabupaten Sarolangun pada 2021 diklaim meningkat.

Dinas pemadam kebakaran dan penyelamatan menyatakan penyebabnya paling banyak didominasi oleh kelalaian manusia.

"Seperti baru ini saat mati lampu, siswa pondok kita ada yang menghidupkan obat nyamuk mengenai kasur hingga terjadilah kebakaran," kata Kepala Damkar Sarolangun Arsyad, Selasa (14/12/2021).

Hal tersebut tentu merupakan akibat dari kurangnya kewaspadaan masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran.

Arsyad mengimbau, kepada masyarakat untuk waspada dan menghindari faktor kelalaian yang mengakibatkan musibah kebakaran tersebut.

"Kita menyampaikan kepada masyarakat, sosialisasi kita untuk antisipasi pemadaman yang dilakukan oleh masyarakat," jelasnya.

Lebih lanjut, masyarakat juga diminta aktif dalam menanggulangi kebakaran. Begitupun turut menanamkan antisipasi dini sebelum terjadinya kebakaran.

"Kalau jangkauannya jauh tentu damkar memerlukan waktu dan antisipasi pemadaman dapat dilakukan masyarakat," tambahnya.

Dia menambahkan, baik dengan menggunakan mesin pemompa air untuk melakukan pemadaman agar musibah dapat diminimalisir.

"Menggunakan Robin ataupun mesin yang lain hingga masyarakat termotivasi untuk mengadakan pemadaman awal sebelum dari petugas damkar datang," ungkapnya.

Selain itu, bagi tempat-tempat usaha lain seperti hotel juga dihimbau untuk mempersiapkan alat-alat pemadaman ataupun fasilitas untuk menjangkau area kebakaran.

"Agar ketika terjadi api pemadam kebakaran bisa menjangkau karena tempat usaha itu memiliki standar kelayakan. Kita imbau untuk mengikuti ketentuan."

"Kemudian sebelumnya di desa rendah itu ada di saat mati lampu masyarakat menghidupkan genset, sementara antara api genset dengan PLN tidak diputuskan ketika lampu hidup mesin meledak dan terjadi kebakaran," terangnya.

(Tribun Jambi / Rifani Halim)

Baca juga: Tahun 2022 Pemkab Sarolangun Fokus Infrastruktur dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Baca juga: Pemkab Sarolangun Fokuskan Insfratruktur Kecamatan Mandiangin Timur di 2022

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved