Berita Sarolangun

Menjajal Wisata Batuan Karst Bukit Tamulun Sarolangun yang Menantang Adrenalin

Berita Sarolangun-Kawasan Bukit Bulan Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun memiliki Bukit Tamulun (bukit bantuan Karst) sebagai destinasi wisata

Penulis: Rifani Halim | Editor: Nani Rachmaini
RIFANI HALIM/TRIBUNJAMBI.COM
Bukit Tamulun di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Kawasan Bukit Bulan Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun memiliki Bukit Tamulun (bukit bantuan Karst) sebagai destinasi wisata yang menantang adrenalin.

Bukit ini dapat dilalui dengan berjalan kaki, butuh waktu kurang dari 20-30 menit perjalanan dari Desa Berkun Kecamatan Limun untuk sampai ke atas Bukit Tamulun untuk melihat keindahan kawasan Bukit Bulan dari ketinggian.

Akses perjalanan dari pusat kabuputen Sarolangun membutuhkan waktu 2-3 jam perjalanan mengunakan sepeda motor maupun mobil. Namun, dengan kondisi jalan yang cukup memperihatinkan terlebih saat hujan mengguyur kawasan tersebut akan mempersulit para pengunjung.

Sampai di Desa Berkun Kecamatan Limun, para penghuni dapat mendatangi rumah kades untuk meminta petunjuk, agar pemuda setempat dapat memandu pendakian ke Bukit Tamulun.

Warga di kawasan Bukit Bulan tergolong ramah sopan santun kepada para pengunjung tak jarang saat melakukan pendakian pengunjung sering disapa maupun diajak mengobrol warga sekitar mengenai Bukit Tamulun.

Tak ada pintu gerbang saat tiba hendak mendaki Bukit Tamulun udara segar jauh dari polusi udara terasa sejuk. Mata para pengunjung disambut dengan sawah milik warga dan seruh sungai kecil berbatuan di Desa Berkun.

Pemandangan dari atas Bukit Tamulun, Sarolangun, Jambi.
Pemandangan dari atas Bukit Tamulun, Sarolangun, Jambi. (RIFANI HALIM/TRIBUNJAMBI.COM)

Terdapat bangunan kecil yang terbengkalai dalam perjalanan. Pemuda setempat berkata bangunan tersebut ialah salah satu alat pembangkit listrik tenaga air.

Dua anak sungai di kawasan tersebut harus dilalui, para pengunjung harus siap membasahi sepatu karena tidak adanya jembatan untuk melangkah ke seberang sungai setinggi betis orang dewasa.

Degung suara jangkrik, burung dan hewan lainnya semakin akrab terdengar para pengunjung saat melintas di bawah pepohonan yang masih asri di pinggiran Bukit Tamulun.

Warga sempat dan pemerintah desa juga menyiapkan bantuan seperti tali tambang dan tangga besi untuk mempermudah para pendaki agar tidak sulit.

Pemuda setempat menceritakan, tangga dan tali tambang ini dibuat agar jalur tidak terlalu ekstrim bagi para pengunjung yang belum pernah sama sekali mendaki bukit dan dua Gazebo di bagian atas Bukit Tamulun.

Jalur ini sebelumnya lebih ekstrim, semenjak warga desa dan kades membuatkan tali tambang dan tangga besi lebih memudahkan para pendaki.

Ada dua tangga besi yang akan dilalui para pengunjung dan beberapa tali puluhan meter harus di pegang sebelum sampai ke titik batu Karst.

Setelah sampai diatas Bukit Tamulun, pendaki tidak dapat berdiri diatas tanah. Para pendaki Bukit Tamulun harus merangkak dan berjalan di atas berbatuan karst yang curam. Pengunjung diminta untuk berhati-hati saat berada di atas bukit.

Pemuda setempat masih memegang teguh kelestarian alam di dan budaya yang ada kawasan Bukit Tamulun.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved