Kemesraan Indonesia dan Korut di Jaman Soekarno Berubah Meredup saat Soeharto jadi Presiden
Kisah Kemesraan Indonesia dan Korut di Jaman Soekarno berakhir Meredup saat Soeharto jadi Presiden Ini Penyebabnya
TRIBUNJAMBI.COM - Hubungan baik antara Korea Utara dan Indonesia dimulai sejak jaman Soekarno namun meredup di era Soeharto.
Kedekatan dengan Korea Utara dimulai ketika Soekarno penggagas gerakan nonblok kerap menjalin komunikasi dengan negara-negara Blok Timur yang berhaluan komunis.
Bahkan Soekarno dan Presiden Korea Utara kala itu, Kim Il Sung saling mengunjungi.
Soekarno pernah berkunjung ke Pyongyang pada November 1964.
Melansir Kompas.com, kunjungan Soekarno itu dibalas oleh Kim Il Sung yang berkunjung ke Indonesia pada April 1965.
Ketika Kim Il Sung berkunjung ke Indonesia, Bung Karno membawa tamunya itu berjalan-jalan ke Kebun Raya Bogor.
Kim Il Sung terpesona dengan bunga anggrek yang indah.
Soekarno mengatakan pada Kim Il Sung bahwa bunga itu belum memiliki nama.
Dia menawarkan nama Kim Il Sung menjadi nama bunga anggrek tersebut.
Kim Il Sung mulanya menolak. Namun Soekarno bersikeras dengan rayuannya.
Sampai kemudian bunga anggrek itu dinamai Kimilsungia.
Bunga anggrek itu juga menandakan semakin dekatnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Utara.
Kedekatan kedua presiden itu rupanya belum bisa dilupakan oleh Duta Besar (Dubes) Korea Utara untuk Indonesia Moon Song Sool yang baru saja menjabat kala Suharto naik tahta menjadi Presiden RI menggantikan Soekarno.
Dikutip dari pemberitaan Harian Kompas pada 6 Mei 1968, Moon Song Sool yang merupakan Dubes baru di Indonesia menyerahkan surat kepercayaan kepada Soeharto sebagai Presiden RI di Istana Kepresidenan, Jakarta pada 5 Mei 1968.
Tradisi rutin biasanya setelah menyerahkan surat kepercayaan, Dubes baru menghampiri dan menyalami presiden sembari mengucapkan beberapa patah kata yang melambangkan persahabatan antarnegara.