HAKAN SUKUR, Pahlawan Sepak Bola Turki yang Terusir dari Negaranya dan Jadi Ojol di AS

Berikut kisah HAKAN SUKUR, Pahlawan Sepak Bola Turki yang Terusir dari Negaranya dan Jadi Ojol di AS

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Heri Prihartono
(AFP)
Hakan Sukur, mantan striker Galatasaray yang kini jadi sopir taksi online 

TRIBUNJAMBI.COM - Buat penggemar sepak bola, menyebut nama Hakan Sukur, pastinya sangat kenal bagi mereka yang tumbuh dengan perkembangan Liga Italia.

Ya, Hakan Sukur merupakan pemain sepak bola yang namanya sangat di kenal kala bermain di Inter Milan.

Mengutip dari Wikipedia, Hakan Şükür (lahir 1 September 1971) adalah mantan pemain sepak bola Turki yang bermain sebagai penyerang.

Dia menghabiskan sebagian besar karier profesionalnya bersama Galatasaray, menjadi tiga kali Gol Kralı (Raja Gol, gelar dan penghargaan yang diberikan kepada pencetak gol terbanyak tahunan Süper Lig).

Dia telah mewakili berbagai klub di tiga negara yang berbeda dan memenangkan total 14 gelar utama.

Şükür mewakili Turki dengan total bermain sebanyak 112 kali, mencetak 51 gol, menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak bagi negaranya dan pencetak gol terbanyak ke-19 di dunia.

Salah satu penyerang paling produktif pada era modern, ia menyarangkan 383 gol sepanjang karier klubnya, serta mencetak gol tercepat di Piala Dunia, pada tahun 2002.

Dia pensiun dari sepak bola pada tahun 2008, ia dijuluki "Banteng Bosporus", ia terkenal karena kemampuan sundulannya.

Pada pemilihan umum 2011, ia terpilih sebagai anggota parlemen Istanbul dari Partai Keadilan dan Pembangunan.

Hakan Sukur adalah pencetak gol terhebat di Turki dan pernah menjadi salah satu striker paling produktif di Eropa. Ia disebut legenda.

Pernah Jadi Sopir Taksi Online

Hakan Sukur merupakan pemain sepak bola terkenal di Turki. Dirinya pun sudah melalui sisa hidupnya dengan berbagai profesi.

Bahkan dirinya pernah berjualan buku untuk mencari nafkah di Amerika Serikat dan bahkan menjadi sopir taksi online.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Welt am Sonntag, kehidupan mantan ujung tombak timnas Turki itu berubah drastis sejak pensiun dari sepak bola pada 2008.

Pria berusia 49 tahun itu mengklaim bahwa perselisihannya dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah menjadikannya sasaran ancaman pembunuhan dan fitnah, serta menghalangi semua akses ke keuangannya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved