Kisah Pelukis Don Antonio Blanco yang Menolak Lukisannya Dibeli Soeharto hingga Soekarno
Kisah Pelukis Don Antonio Blanco yang Menolak Lukisannya Dibeli Soeharto hingga Soekarno
TRIBUNJAMBI.COM -Don Antonio Blanco sendiri adalah pelukis kelahiran Filipina yang berdarah Spanyol.
Don Antonio Blanco tinggal di Bali pada 1952 dan melukis wanita Bali serta beberapa model dari luar negeri.
Di Bali ada museum Blanco Renaissance yang terletak di perbukitan Campuhan.
Museum Blanco Renaissance berisi lebih kurang 300 karya maestro Don Antonio Blanco.
Blanco terinspirasi oleh budaya dan wanita Bali hingga akhirnya ia menikah dengan seorang penari terkenal pada zamannya, bernama Ni Rondji.
Sebuah lukisan wanita dengan busana khas Bali begitu spesial di dalam galeri museum ini.
Ternyata sosok Antonio Blanco rupanya enggan menjual lukisan-lukisannya.
Pernah suatu ketika Presiden Soekarno sangat menginginkan salah satu lukisan milik Blanco, namun ditolaknya.
Menurut Mario Blanco yang merupakan putra Antonio Blanco, ayahnya hanya menjual lukisan yang memang ingin dia jual dan pada orang-orang tertentu saja.
Selain Presiden Soekarno, Presiden Soeharto juga menyukai karya-karya Blanco.
Nama besar Antonio Blanco yang kala itu tinggal di Ubud rupanya ikut membantu mempromosikan Ubud hingga dijuluki desa kesenian terindah di dunia.
Raja Ubud dari Puri Saren, Tjokorde Gde Agung Sukawati memberinya hadiah tanah seluas dua hektar.
Kemudian Blanco membangun sebuah rumah tinggal dan galeri lukisannya yang saat ini dikenal dengan nama Blanco Renaissance Museum yang dibangun pada tahun 1998.
Bakat seninya diwariskan pada satu-satunya anak laki-laki yang ia miliki, ya Mario Blanco tadi.
Namun sosok Mario lebih suka melukis benda-benda mati dan alam di sekitarnya.
Di antara keunikan yang dipertahankan Mario adalah pigura lukisan yang tidak sembarangan.
Contohnya ada sebuah lukisan yang disimpan dengan pigura terbuat dari susunan sabun batang.
Terdapat juga pigura yang terbuat dari kayu dan sabut kelapa. Semua pigura disesuaikan dengan tema lukisan.
SUMBER: Intisari