Pemanfaatan Limbah Nanas Desa Tangkit Menjadi Ecoenzyme

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

Editor: Nani Rachmaini
Istimewa
Pemanfaatan Limbah Nanas Desa Tangkit Menjadi Ecoenzyme 

TETAP produktif di masa pandemi merupakan ungkapan yang tepat bagi Tim Pengabdian Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.

Tim ini berangotakan 5 orang yaitu Hasna Ul Maritsa, S.Si., M.Sc., Ashif, Irvan Yusuf, M.Si., Tia Wulandari, S.Pd., M.Si., dan Ahmad Sazali, S.Si., M.Biotek dan diketuai oleh Ibu Fitratul Aini, S.Si., M.Si., yang juga merupakan Ketua Prodi Biologi FST UNJA. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan pelatihan pemanfaatan limbah kulit buah nanas menjadi Ecoenzyme yang kita kenal sebagai cairan multimanfaat.

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

Di mana Desa Tangkit sendiri sudah kita kenal sebagai sentra produksi buah nanas dan olahan produk buah nanas terbesar di Provinsi Jambi.

Kegiatan ini dilataebrlakangi oleh permasalahan limbah 500 – 1000 nanas hasil produksi UMKM setempat yang tidak termanfaatkan dan dibuang ke lingkungan. Kegiatan PPM ini melibatkan kelompok UMKM setempat yang terdiri dari beberapa RT (Rukun Tetangga).

Kegiatan dilaksanakan dengan cara penyuluhan, praktek langsung oleh masyarakat dan monitoring dari tim PKM Program Studi Biologi.

Pembuatan Ecoenzyme sendiri terbilang cukup mudah, dapat dilakukan sendiri di rumah, kita dapat memanfaatkan limbah organik dari sisa pertanian, peternakan dan limbah rumah tangga sebagai bahan bakunya.

Tahapan yang harus kita lakukan dalam pembuatan bioproduk ecoenzyme adalah dengan menyiapkan alat bahan yang dibutuhkan, dengan komposisi 1:3:10 yaitu 1 bagian gula, 3 bagian limbah sayuran atau buah atau dalam hal ini adalah limbah nanas, serta 10 bagian air yang sudah dilarutkan dalam wadah.

Memasukkan limbah nanas ke wadah tersebut menutup wadah tersebut dan menyimpanya pada kondisi aman yang tidak terkena cahaya matahari langsung.

Inkubasi dilakukan hingga 3 bulan untuk selanjutnya dapat dipanen. Hasil yang didapat adalah berupa cairan berwarna kuning seperti warna buah nanas.

Melalui kegiatan ini, Tim Pengabdian Prodi Biologi mengajak kelompok UMKM Desa Tangkit untuk memanfaatkan kembali Limbah Buah Nanas guna dijadikan ecoenzyme yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi pertanian (pestisida alami, dan pupuk organik), dalam bidang Kesehatan dan keperluan rumah tangga (disinfektan, cairan pembersih, dan kosmetik), filter udara, dan penjernih air yang tercemar.

Pemanfaatan produk ecoenzyme yang biasanya paling digemari oleh masyarakat setempat adalah sebagai tambahan sabun cuci piring, jadi kita dapat mencampurkan produk hasil ecoynzme yang kita buat dengan sabun cucu piring yang biasa kita gunakan dengan perbandingan 1:1 untuk mendapatkan hasil yang optimal yaitu piring bersih, keset, harum dan segar.

Dengan demikian, kita dapat menghemat penggunaan sabun cuci piring namun tetap mendapatkan hasil yang maksimal.

Pemanfaatan kulit nanas menjadi bioproduk Ecoenzyme ini diharapkan selain dapat mengatasi masalah pencemaran lingkungan, juga sebagai salah satu income generate baru bagi UMKM setempat.

Masyarakat juga mampu memperoleh dan membuat Eco enzyme sendiri agar dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan bahkan dapat dikembangkan sebagai salah satu produk UMKM yang baru.

Hal inilah yang merupakan solusi yang ditawarkan kepada masyarakat tangkit sebagai pelaku UMKM produk olahan nanas. (*)

Baca juga: Petani di Tanjab Timur Berhasil Sulap Nanas Jadi Beragam Olahan Kuliner

Baca juga: Siswi SMA di Jambi Ini Ubah Kulit Nanas Jadi Pencuci Piring

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved