UMKM Jambi, Berawal Dari Tak Mau Ribet, Pelaku UMKM Ini Malah Hadirkan Kreativitas Baru
Berita Jambi-Pempek varian ini harus dibungkus daun pisang dulu dan proses pematangannya juga harus dibakar untuk menghasilkan citarasa khas
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Lahirnya berbagai produk otentik dan disukai konsumen tidak selamanya berasal dari olah pikir yang serius. Beberapa ada yang dari ketidaksengajaan.
Namun pelaku UMKM asal Jambi ini malah menghadirkan produk otentik dan disukai konsumen hanya dari rasa malas.
Sri Rahayu pemilik pempek cek ISNA mengatakan produk otentik dan laris manis miliknya " otak-otak Krispy " justru lahir dari rasa malas membungkus adonan otak-oyak dengan daun pisang.
"Awalnya itu lagi buat pempek otak-otak, karena prosesnya lumayan ribet khususnya membungkus satu-satu dengan daun pisang saya jadi malas. Lalu daun pisangnya saya ganti kulit pangsit biar lebih praktis," ujarnya beberapa waktu yang lalu.
Pempek otak-otak sendiri merupakan varian pempek yang proses pengerjaan sampai mengkonsumsinya membutuhkan keahlian lebih ketimbang varian lainya.
Pempek varian ini harus dibungkus daun pisang dulu dan proses pematangannya juga harus dibakar untuk menghasilkan citarasa khas dan sensasi lembut kenyal ketika di makan.
Sri Rahayu atau biasa disapa Yayu tidak hanya mengganti kulit pisang dengan kulit pangsit yang bisa langsung dimakan, proses pematangannya juga diubah.
Yang awalnya dibakar, olah Yayu justru digoreng.
Namun perubahan yang dibuat Yayu ini justru disukai konsumen.
Varian pempek otak-otak Krispy milik Yayuk justru banyak peminatnya dan tidak ditemukan di brand pempek lainnya.
Pempek ini dijual Yayu hanya Rp 2.500 per picis.
Menariknya varian baru milik Yayu ini dinikmati dengan cuko merah.
Cuko yang diadopsi dari Bangka Belitung ini tidak sama dengan cuko pempek bisa.
Rasanya kombinasi dari pedas, manis dan segar dari perasan jeruk.
Pempek cek ISNA tidak hanya menjual varian pempek otak-otak saja, tapi semua varian pempek.