Kisah Keponakan Jenderal Gagal Masuk TNI Walau Paman Bakal Jadi Panglima TNI

Dua bulan kemudian Alya Kareli mendaftarkan diri untuk masuk Kowad di Kodam V Brawijaya, Malang.

Bersama Alya,  ada sekitar 700 pendaftar. Alya Kareli dapat lolos beberapa tahapan, hingga tersisa 100 pendaftar.

"Alya Kareli gagal lagi ketika harus berebut untuk menjadi 1 dari 16 orang yang terpilih untuk menjalani pendidikan di Markas Diklat Kowad di Bandung," ujar Weny.

Pengumuman kegagalan Alya Kareli disampaikan pada Agustus lalu.

Weny menceritakan, Alya Kareli memiliki tinggi badan 165 sentimeter sebenarnya memiliki fisik yang bagus.

Alya Kareli juga atlet basket sewaktu menjadi siswi SMA Negeri 3 Kota Blitar.

"Hari Senin ini Alya Kareli masih dijadwalkan ikut DBL (Developmental Basketball League) Surabaya," ujar perempuan yang sudah 10 tahun menjadi PHL di Samsat Polres Blitar itu.

Dikatakan Wenny, tekat Alya Kareli menjadi anggota TNI masih belum padam.

Saat ini, Alya Kareli mempersiapkan diri untuk mengikuti tes masuk AAL pada tahun depan.

"Ini saya masih di Surabaya, jenguk Alya Kareli yang ikut bimbingan belajar di Divasa Course Center di Sidoarjo," kata Weny.

Dirinya tidak pernah meminta tolong kepada Jenderal TNI Andika Perkasa untuk membantu Alya Kareli masuk ke AAL atau pun ke Kowad. Walau Andika selama ini selalu menjaga hubungan dekat dengan keluarga di Blitar.

Beberapa tahun lalu kepada Alya, Jenderal TNI Andika Perkasa berpesan agar mempersiapkan fisik dan prestasi akademik apabila ingin masuk TNI.

"Makanya ini Alya Kareli ikut bimbingan belajar. Semoga tahun depan lolos tes AAL," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Baca juga: Calon Panglima TNI, Begini Sikap Jenderal Andika Perkasa Soal LGBT di Tubuh TNI

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Lolos Fit and Proper Test, Komisi I Setuju KSAD Jadi Panglima TNI

Baca juga: Dua Jenderal Bintang 3 Ini Calon Kuat KSAD Pengganti Andika Perkasa