Nasib Jenderal yang Pernah Memarahi hingga Tempeleng Soeharto

Berikut kisah Alex Kawilarang, Ahmad Yani dan Nasution yang pernah memarahi Soeharto

Editor: Heri Prihartono
Grid.ID
Sekitar 1950-an, sebagai Panglima Wirabuana, Alex Kawilarang melaporkan kepada Presiden Soekarno bahwa keadaan di Makassar sudah aman. 

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal AH Nasution juga dikabarkan pernah memecat Soeharto sebagai Pangdam Diponegoro secara tidak hormat.

Soeharto dianggap  menggunakan institusi militernya untuk mengumpulkan uang dari perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah.

“Sebagai Penguasa Perang, saya merasa ada wewenang mengambil keputusan darurat untuk kepentingan rakyat, ialah dengan barter gula dengan beras. Saya tugasi Bob Hasan melaksanakan barter ke Singapura, dengan catatan beras harus datang lebih dahulu ke Semarang,” demikian pengakuan Soeharto dalam Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya (1989).

Soeharto diselamatkan Mayjend Gatot Subroto.

Menurut Gatot sosok Soeharto masih bisa dibina.

Soeharto pun disekolahkan di Seskoad di Bandung.

Nasib Jenderal Nasution

Perbubahan nasib Jenderal AH Nasution terjadi  saat terjadi peristiwa penculikan jenderal AD, 30 September 1965.

Setelah  menjadi Ketua MPRS dan melantik Soeharto sebagai presiden ke-2 kariernya meredup.

Bahkan di jaman orde baru Nasution nyaris tak kebagian peran mengurus negara.

Justru dia  dicekal orde baru.

Nasution saat itu  juga tidak boleh muncul dalam acara kenegaraan dimana ada Presiden Soeharto.

Persoalan mobil Holden Priemer tua lungsuran dari Hankam yang dipakai Nasution sehari-hari ikut ditarik dari kediamannya.

Hingga muncul sebuah  cerita di penghujung hayatnya malah membuat banyak orang bersedih.

Kabarnya Nasution tak mewariskan kekayaan materi pada keluarganya, kecuali kekayaan pengalaman perjuangan dan idealisme.

Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved