Pelaku UMKM Menolak Takluk pada Pandemi, Pilih Platform Digital untuk Jangkau Pasar Lebih Luas
pelaku UMKM yang menolak takluk pada pandemi yang sudah berlangsung hampir dua tahun. Mereka berinovasi, memanfaatkan kemajuan teknologi
Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Teknik pemasaran secara digital juga dikencangkan oleh Melva untuk membuatnya tetap mampu bertahan di tengah pagebluk. Perempuan yang menjual perlengkapan dekorasi rumah itu tak bisa membayangkan nasib bisnisnya di tengah pandemi ini, seandainya dia tak paham digital.
Berkat kecakapan digital yang dia miliki, bisnisnya tetap berjalan lancar. Media sosial dimanfaatkan dengan baik untuk mempromosikan produk. Foto dan caption yang menarik, menurutnya menjadi cara terbaik agar calon konsumen tertarik. Selain itu, e-commerce juga dia manfaatkan untuk sarana penjualan, transaksi langsung juga tetap dilayani.

Dulu, dia membeli barang dari Jakarta, kemudian menjualnya di Jambi. Kini barang dia pesan secara online, dan dijualnya lagi secara online. Dia sudah memiliki seller langganan, sehingga memberikan harga yang lebih rendah kepadanya. Makanya, walau sama-sama jualan secara online, ia tetap bisa bersaing secara harga.
“Sampai saat ini pasar utama kami untuk Kota Jambi. Tapi pesanan dari luar daerah terutama dari daerah di wilayah Pulau Sumatera ini semakin berkembang,” ungkapnya, Sabtu (23/10/2021). Ia menyebut hal ini tidak terlepas dari semakin meleknya masyarakat Indonesia bertransaksi digital.
Baginya, pandemi yang membuat orang banyak di rumah, menjadi peluang besar bagi bisnisnya. Hal itu karena umumnya orang akan mencari kesibukan agar tak bosan di rumah. “Salah satunya dengan melakukan dekorasi rumah. Makanya walau pandemi, penjualan tetap bagus,” ungkapnya.
Melva maupun Ahmad meyakini bisnis ke depan tidak akan terlepas dari dunia digital. Pengusaha masa kini, mereka anjurkan agar tidak terfokus pada kejayaan masa lalu bila tidak ingin terperosok.
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi, Doni Triadi menyarankan pelaku UMKM mampu go digital. Dia bilang, bila mengandalkan metode dagang tradisional, akan sulit bersaing di masa yang akan datang.
Dia mencontohkan produk makanan, dulu banyak yang hanya menitipkan di toko atau menggunakan pemasaran keliling. Bila hanya itu yang dijalankan, menurutnya pada masa tertentu akan menemui jalan buntu, seperti saat pandemi ini, yang membuat banyak toko tutup.
"Pemasaran produk melalui aplikasi digital untuk pelaku UMKM yang ada di Kota Jambi memang masih perlu ditingkatkan lagi. Mereka harus go digial agar mampu menjangkau pasar yang lebih luas, agar cepat berkembang," ungkapnya. (*)