Kasus Ternak Lele PT DHD
Korban Investasi Ternak Lele PT DHD di Jambi Terus Bertambah, Kerugian Sudah Capai Rp 4,3 Miliar
Berita Jambi-Jumlah pengaduan korban investasi ikan lele PT Darsa Haria Darussalam (DHD) Farm Mitra Indotama terus bertambah
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Jumlah pengaduan korban investasi ikan lele PT Darsa Haria Darussalam (DHD) Farm Mitra Indotama terus bertambah.
Hingga saat ini, posko pengaduan yang dibuat oleh Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jambi sudah menerima 88 pengaduan, dengan total kerugian sekira Rp 4,3 miliar.
Direktur Reserse Kriminal Khsus, Kombes Pol Sigit Dany Setiyono mengatakan, sampai saat ini, pihaknya masih membuka posko pengaduan tersebut.
"Sampai saat ini kita masih terima pengaduan, dan total kerugian yang tercatat saat ini sudah mencapai Rp 4,3 miliar," kata Sigit, Rabu (29/10/2021).
Sigit menjelaskan, untuk saat ini, pihaknya sudah menerima saru laporan resmi kepolisian, korban yang berasal dari Kota Jambi.
Diberitakan sebelumnya, ratusan warga Jambi, menjadi korban penipuan investasi ikan lele PT Darsa Harka Darussalam (DHD) Farm Mitra Indotama.

Tidak tanggung-tanggung, dari keterangan KJ, satu diantara korban jumlah mitra PT DHD di Jambi, mencapai lebih dari 200 orang, dengan total kerugian mencapai hingga miliaran rupiah.
KJ menjelaskan, dalam investasi ikan lele ini sendiri merupakan kerja sama dengan pola bagi hasil.
Dimana, pada modal awal mitra DHD membeli atau menanam modal Rp 10 juta per satu kolam, dengan perjanjian dalam satu kali panen, setiap satu kolamnya mendapat keuntungan Rp 960 ribu.
Kata KJ, dalam satu tahun mitra bisa panen hingga 9 kali.
KJ sendiri mengaku menanam modal untuk 5 kolam, dengan total kerugian Rp 50 juta.
"Saya belum ada satu tahun, jadi baru beberapa kali panen, tetapi sudah kejadian seperti ini," kata KJ, saat dikonfirmasi tribun, Kamis (14/10/2021) malam.
Saat ini, kata KJ ia dan sejumlah korban lainnya sudah saling berkomunikasi di dalam sebuah group Whatsaap, dimana, khusus dalam groupnya saja terdapat 209 anggota.
"Ini kan group kami-kami saja, masih banyak group lainnya," katanya.
KJ menjelaskan, masih banyak korban lainnya yang mengalami kerugian lebih besar, yang mencapai hingga ratusan juta rupiah.