Pemilihan Presiden 2024
Jokowi Tak Diinginkan Masyarakat Maju Lagi di Pilpres 2024, Pendukung Harus Kerja Keras
Kelompok yang menginginkan Presiden Joko Widodo agar maju lagi di Pemilihan Presiden 2024 harus kerja keras lagi. Sebab, mayoritas orang tidak setuju
TRIBUNJAMBI.COM - Kelompok yang menginginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampil kembali dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 harus bekerja keras lagi untuk mewujudkan hal itu.
Sebab, mayoritas masyarakat tidak menginginkan Jokowi maju lagi di Pemilihan Presiden 2024.
Hal itu berdasarkan hasil survei Indikator Politik.
Hasil survei tercermin dari kalangan elite maupun publik yang menjadi narasumber atau responden survei ini.
Suara lebih tinggi menyatakan tidak setuju sama sekali jika Jokowi maju kembali ada pada kalangan elite atau pemuka opini publik.
"Secara umum, mau pemuka opini atau publik, tetap tidak setuju. Jadi pemilih Pak Jokowi pun banyak yang tidak setuju kalau Pak Jokowi maju lagi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei, Rabu (13/10/2021).
Menurut Burhanuddin Muhtadi, hasil survei, kalangan elite yang menyatakan tidak setuju sama sekali sebesar 74,8 persen, sedangkan 27,9 persen dari kalangan publik.
Kalangan elite yang menyatakan kurang setuju jika Jokowi maju kembali sebesar 18,2 persen, dan 40,8 persen dari kalangan publik.
Hanya 5,1 persen kalangan elite yang menyatakan setuju jika Jokowi kembali menjadi capres di Pilpres 2024, dan 22,9 persen publik setuju.
Burhanuddin Muhtadi menilai kelompok yang menginginkan Jokowi maju kembali pada Pilpres 2024 harus bekerja lebih keras untuk meraih dukungan masyarakat.
Hasil survei juga menyatakan bahwa elite dan publik sama-sama menginginkan ketentuan masa jabatan presiden hanya dua periode tetap dipertahankan.
"Sebagian besar pemuka opini atau publik mengatakan sebaiknya ketentuan masa jabatan presiden dua kali saja itu tidak diubah alias dipertahankan. Ini bagian dari meminta evaluasi atas apa yang sudah disepakati oleh MPR," kata Burhanuddin Muhtadi.
Kalangan elite yang mengatakan harus dipertahankan sebesar 89,5 persen, dan dari publik 79,9 persen.
Sementara, mereka yang mengatakan ketentuan masa jabatan presiden harus diubah, dari kalangan elite sebesar 9,9 persen dan publik 13,6 persen.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa mayoritas elite dan publik tidak setuju sama sekali terhadap jabatan presiden menjadi tiga periode.
Kalangan elite yang tidak setuju sama sekali sebesar 79,9 persen, dan publik 36,9 peren.
"Yang setuju masa jabatan presiden tiga periode dari kalangan elite itu cuma 4,2 persen. Ada sih, tapi hanya 4,2 persen. Lalu di kalangan opini publik yang setuju itu kalau digabung dari sangat setuju dan setuju itu total 24 persen," Burhanuddin Muhtadi menjelaskan.
Narasumber atau responden survei dari kalangan elite diambil dari sejumlah tokoh di antaranya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, tokoh media massa, pusat studi, organisasi masyarakat (ormas), dan tokoh agama.
Survei ini memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan sampel 1.220 responden di seluruh Indonesia. Survei dilakukan sepanjang September 2021.
Terkait survei ini, diketahui beberapa waktu terakhir muncul wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
Ada yang mendukung wacana tersebut dengan menginginkan Presiden Jokowi maju kembali pada Pilpres 2024.
Namun, Presiden Jokowi telah menegaskan berulang kali bahwa dirinya tidak berminat sama sekali untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada 2024.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman lewat video pernyataan pada Sabtu (11/9/2021) malam.
"Berdasarkan pernyataan Presiden Joko Widodo pada 15 Maret 2021, 'Saya tidak ada niat, tidak ada juga berminat menjadi presiden 3 periode'," ujar Fadjroel.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Baca juga: Gerindra-PDIP Berkoalisi di Pilpres 2024, Nama Ini Disebut Jadi Cawapres Prabowo
Baca juga: Pilpres 2024, Andre Rosiade: Prabowo Masih Fokus Bantu Presiden Jokowi
Baca juga: Prabowo Diprediksi Akan Kalah di Pilpres 2024 Jika Pasangannya Puan Maharani