Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Allah yang Maha Kuasa, Pencipta Langit dan Bumi
Bacaan ayat: Mazmur 46:11 (TB) "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!
Allah yang Maha Kuasa, Pencipta Langit dan Bumi
Bacaan ayat: Mazmur 46:11 (TB) "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!"
Oleh Pdt Feri Nugroho
Dalam terminologi iman Kristen, sebutan 'Allah' dipahami untuk merujuk pada 'jenis sesembahan'.
Sementara sebutan 'Tuhan', merujuk kepada 'jabatan sesembahan'.
Dalam konteks Alkitab, dua sebutan tersebut dipakai secara terpisah atau bersamaan, bergantung pada konteks kalimat yang menyertainya.
Secara pasti, dua sebutan tersebut merujuk pada satu esensi yang Esa, tidak ada duanya, dan tidak akan pernah ada yang menyamai Dia; dan dalam kesatuan esensi atau hakekat itu berada dalam tiga pribadi yang berbeda yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih apa dan siapa untuk dijadikan sebagai Allah dan disembah sebagai Tuhan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Tuhan Lebih Dahulu Mengampuni
Sejarah memberitahukan bahwa setiap masa mempunyai paham yang berubah dan berkembang tentang siapa sesembahan yang dominan.
Sebuah generasi biasanya akan menguji warisan sesembahan dari generasi berikut sebelum nya.
Bisa saja warisan tersebut dipertahankan, dimodifikasi, diubah dalam paham yang baru, bahkan bisa dibuang ketika sesembahan dinilai tidak lagi mampu memenuhi tugas sebagai sesembahan yang melindungi penyembah.
Kekalahan dalam pertempuran dapat dijadikan indikator bahwa sesembahan telah dikalahkan oleh sesembahan yang lain.
Maka sesembahan akan di buang dan digantikan sesembahan baru yang dianggap lebih mampu memberikan perlindungan.
Umat Tuhan dari masa ke masa berhadapan dengan situasi yang sama. Sebagai sebuah bangsa yang berjaya, mereka berdampingan dengan bangsa-bangsa lain disekitarnya.
Setiap bangsa mempunyai Allah nya masing-masing.
Pertempuran antar bangsa bukan hanya persoalan meluaskan wilayah kekuasaan atau memperlebar pengaruh.
Pertempuran antar bangsa juga menjadi medan tempur para sesembahan.
Bangsa yang menang menjadi tanda sesembahannya menang dan dianggap lebih berkuasa dibandingkan dengan sesembahan lain.
Dalam konteks yang demikian, Allah menyatakan diri: "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!"
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Berproses Menjadi Dewasa dalam Pergumulan
Pernyataan tersebut menjadi penting untuk meyakinkan umat bahwa mereka tidak perlu takut menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Lihatlah pada karya-Nya dalam sejarah.
Kekuasaan-Nya mengatasi segala hal. Laut yang bergelora, bumi yang bergetar, gunung yang menggelegar dan berbagai kengerian alam, Allah yang menguasai segala-galanya.
Dikaitkan dengan berbagai kemenangan dalam pertempuran, Allah lah yang memimpin sehingga tanah perjanjian berhasil dikuasai.
Kalau nanti pada akhirnya umat menjadi bangsa yang terbuang, itu disebabkan karena umat berlaku tidak lagi setia kepada Tuhan.
Mereka beralih menyembah Allah lain. Mereka memberontak dan berdosa kepada Tuhan dan Ia menghukum melalui peristiwa pembuangan.
Apakah Allah kalah? Ternyata tidak! Dalam pembuangan sekalipun Allah tetap berkarya untuk melindungi dan memelihara umat.
Ketika mereka kembali setia, maka berulang kali kuasa Allah dinyatakan.
Ini menjadi bukti bahwa Ia benar adalah Allah yang sebenarnya; Tuhan yang sesungguhnya.
Tanpa harus jatuh pada sikap menghakimi, kita diijinkan menguji tentang iman yang kita miliki.
Menemukan Allah yang benar akan membuat seseorang akan menjalani kehidupan dengan pengharapan yang baru.
Iman tidak akan mudah goyah. Ia akan tetap setia apapun yang terjadi.
Teruslah bertumbuh dewasa dalam iman.
Sikap kritis sangat diperlukan agar kita dapat memberi jawab terhadap setiap keberatan tentang iman yang kita miliki..
Amin
Renungan hari ini oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam