Alasan Anies Baswedan Selalu Menolak Diwawancara Media Internasional Akhirnya Terbongkar

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah tudingan sebagai Gubernur radikal dan ekstremisme.

Tribunnews/Irwan Rismawan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tiba di gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan, di Jakarta, Selasa (21/9/2021). Anies Baswedan diperiksa KPK sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi pengadaan lahan di Munjul, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur pada tahun 2019 dengan tersangka Yorry Corneles Pinontoan. 

Anies Bantah Tudingan Radikal dan Ekstrem: “Cukup Waktu yang Menjawab”

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah tudingan media internasional yang selama ini ditujukan padanya.

Anies menyebut, selama ini media internasional selalu mengaitkan dirinya dengan isu-isu global seperti radikalisme, ekstremisme, serta konflik antar-agama.

Anies menegaskan jika dirinya tak terlibat dalam hal-hal seperti itu. Ia pun selalu menolak jika media internasional meminta wawancara bersama dirinya, terlebih jika isu yang diangkat terkait dengan ekstremisme dan radikalisme.

“Saya tidak memberikan wawancara internasional sampai 3,5 tahun karena media internasional tidak tahu isu detail, tahunya isu global dan itu adanya ekstremisme, radikalisme, konflik antar-agama,” kata Anies.

Anies berbicara dalam acara Workshop Nasional DPP Partai Amanat Nasional (PAN) di Nusa Dua, Badung, Bali, pada Senin (4/10/2021). Pidato Anies ditayangkan di kanal YouTube PAN.

“Jakarta kalau diomongin selalu konteksnya seperti itu, jadi saya tidak mau jawab tudingan soal gubernur radikal, gubernur ekstrem, kenapa? Karena cukup dijawabnya dengan perjalanan waktu,” katanya.

Baca juga: Pesan Anies Baswedan Saat Pidato di Acara PAN: Jangan Remehkan Kata-kata

Dia juga menyebutkan, isu radikalisme dan intoleran sudah dijawab melalui kebijakan bantuan operasional tempat ibadah tanpa memandang agama apa pun.

"Di Jakarta ini sekarang ada namanya BOTI, biaya operasional tempat ibadah, semua tempat ibadah mendapatkan Rp 1 juta biaya operasional per bulan di seluruh Jakarta," ujar Anies.

Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved