Alasan Anies Baswedan Selalu Menolak Diwawancara Media Internasional Akhirnya Terbongkar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah tudingan sebagai Gubernur radikal dan ekstremisme.
Anies Bantah Tudingan Radikal dan Ekstrem: “Cukup Waktu yang Menjawab”
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah tudingan media internasional yang selama ini ditujukan padanya.
Anies menyebut, selama ini media internasional selalu mengaitkan dirinya dengan isu-isu global seperti radikalisme, ekstremisme, serta konflik antar-agama.
Anies menegaskan jika dirinya tak terlibat dalam hal-hal seperti itu. Ia pun selalu menolak jika media internasional meminta wawancara bersama dirinya, terlebih jika isu yang diangkat terkait dengan ekstremisme dan radikalisme.
“Saya tidak memberikan wawancara internasional sampai 3,5 tahun karena media internasional tidak tahu isu detail, tahunya isu global dan itu adanya ekstremisme, radikalisme, konflik antar-agama,” kata Anies.
Anies berbicara dalam acara Workshop Nasional DPP Partai Amanat Nasional (PAN) di Nusa Dua, Badung, Bali, pada Senin (4/10/2021). Pidato Anies ditayangkan di kanal YouTube PAN.
“Jakarta kalau diomongin selalu konteksnya seperti itu, jadi saya tidak mau jawab tudingan soal gubernur radikal, gubernur ekstrem, kenapa? Karena cukup dijawabnya dengan perjalanan waktu,” katanya.
Baca juga: Pesan Anies Baswedan Saat Pidato di Acara PAN: Jangan Remehkan Kata-kata
Dia juga menyebutkan, isu radikalisme dan intoleran sudah dijawab melalui kebijakan bantuan operasional tempat ibadah tanpa memandang agama apa pun.
"Di Jakarta ini sekarang ada namanya BOTI, biaya operasional tempat ibadah, semua tempat ibadah mendapatkan Rp 1 juta biaya operasional per bulan di seluruh Jakarta," ujar Anies.