Andi Arief Sebut Yusril Minta Rp 100 Miliar Buat Bela Moeldoko, Meme SBY Ini Jadi Sorotan
Andi Arief menyebut Yusril Ihza Mahendra meminta bayaran Rp 100 miliar sebagai jasa melakukan pembelaan dalam memediasi sengketa Partai Demokrat.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA -Yusril Ihza Mahendra disebut meminta bayaran Rp 100 miliar untuk membela kubu Moeldoko yang tengah bersengketa dengan Partai Demokrat.
Sebelumnya, Ketua Bappilu Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Andi Arief menyebut Yusril meminta bayaran Rp 100 miliar sebagai jasa untuk melakukan pembelaan dalam memediasi sengketa Partai Demokrat.
Yusril dipercaya oleh Moeldoko untuk mengajukan uji materi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat tahun 2020 ke Mahkamah Agung atau MA.
Ketua Partai Bulan Bintang itu mengaku menerima tawaran karena dia peduli pada masalah sistem demokratisasi di dalam partai politik.
Ia pun tak mau mengambil pusing ihwal tudingan dari Andi Arief tersebut. Bahkan, dirinya menyatakan celotehan dari Andi itu tak perlu ditanggapi.
"Omongan Andi Arief masa ditanggapi," ujar Yusril kepada Kompas TV, Rabu (29/9/2021).
Ia justru mengirimkan meme bergambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Pak SBY aja prihatin. Apalagi saya," katanya.
Baca juga: Yusril Ihza Mahendra Diserang Partai Demokrat Setelah Bela Kubu Moeldoko
Baca juga: Rekam Jejak Yusril Ihza Mahendra yang Kini Bela Moeldoko, Pernah Jadi Tersangka Era SBY
Saat disinggung apakah tuduhan dari Andi Arief itu benar atau tidak, ia tak membantah dan mengiyakannya.
"Baru denger omongannya aja udah keburu prihatin. Gimana mau jawab benar apa enggak," kata dia.
Sebelumnya, Andi Arief menyebut, awalnya Yusril Ihza Mahendra menawarkan jasa untuk membela Partai Demokrat kubu Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono.
Namun, karena pihaknya tak bisa membayar Rp 100 miliar, akhirnya yang bersangkutan pindah haluan ke KLB Moeldoko.
"Kami cuma tidak menyangka karena Partai Demokrat tidak bisa membayar tawaran anda 100 Milyar sebagai pengacara, anda pindah haluan ke KLB Moeldoko," cuit Andi dalam akun Twitter @Andiarief__ dan Kompas TV sudah diizinkan untuk menguntipnya, Rabu (29/9/2021).
Meski begitu, ia mengaku pihaknya tak akan gentar menghadapi gugatan judicial review atau uji materi AD/ART Partai Demokrat ke MA.