Murtati Alami Trauma dan Mengaku Lelah Ikuti Proses Hukum Atas Kasus dengan Suaminya
Berita Jambi-Murtati sebut mengalami trauma dan ketakutan melihat orang yang berpakaian seperti suaminya ketika datang mencekik dirinya
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Murtati sebut mengalami trauma dan ketakutan melihat orang yang berpakaian seperti suaminya ketika datang mencekik dirinya.
Hal ini bahkan membuat dirinya drop dan sakit setelah membuat laporan ke pihak kepolisian terkait kekerasan yang Ia alami.
Murtati menceritakan proses panjang yang menurutnya untuk mencari keadilan.
Membuat laporan KDRT, kemudian pihak kepolisian mengarahkan Murtati untuk mendapat pendampingan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sarolangun.
Akhirnya Murtati bertemu dengan Kabid DP3A dan disebutkannya bahwa pihak DP3A akan mempertemukan keduanya.
"Jangan ketemu, dengar namanya (suami) saja saya takut. Kemudian saya ke psikolog jambi dan dikeluarkan surat kondisi saya, dan saya direkomendasi ke psikolog DP3A dan saya di dampingi oleh dia," sebutnya.
Setelah itu, dirinya harus bolak balik untuk melakukan pengurusan. Selama delapan bulan menjalani proses hukum kasusnya, Ia mengaku lelah dan capek.
Proses yang panjang dengan pendampingan dari pengacara Dame Sibarani, akhirnya kasus tersebut masuk ke tahap P21 di 4 Juni 2021.
"Saya selaku korban hanya ingin keadilan dan ketenangan saya. Selama ini saya sering menerima teror, ada sekitar 20 nomor yang tidak saya kenal yang meneror saya," ungkapnya.
Baca juga: Kuasa Hukum Suhaili yang Tersandung Kasus KDRT Beri Tanggapan Tudingan Istri Kliennya
Baca juga: Cerita Murtati Terima KDRT Hingga Dimadu oleh Suami yang Kini Menuntut Keadilan
Baca juga: Kuasa Hukum Suhaili yang Tersandung Kasus KDRT Beri Tanggapan Tudingan Istri Kliennya