Bentuk Standar Layanan Lewat Merger, Makin Bersinergi dengan Optimalisasi Pelabuhan Muara Sabak
Dalam hitungan hari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I hingga IV akan dimerger menjadi satu. Rencana sinergi di bawah kendali
Penulis: Fifi Suryani | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Selama ini kapal tongkang itu bisa lewat pada kedalaman setidaknya 4.5 meter dengan muatan 200-250 peti kemas.
"Untuk ini perlu perhatian dari pemerintah provinsi apa bisa didalamkan lagi, karena tanah cepat mengendap di sungai, kalau laut cenderung stabil endapannya."
Untuk jam berlayar kapal sudah diperhitungkan dengan adanya peta pasang surut selama satu tahun ke depan. Pasang surut biasanya 6 jam, stabil 3 jam dengan surut terendah itu 3 meter. Dalam kondisi ini kapal harus sandar lagi. Kondisi ini melatari pengusaha Jambi yang memilih ekspor melalui Teluk Bayur, Palembang, bahkan Lampung karena ada kapal besar dengan muatan hingga 1.000 peti kemas.
Adalah produk andalan Kabupaten Tanjabtim buah kelapa dan pinang yang selama ini butuh penanganan khusus sebelum diekspor. Jika melebihi waktu, buah kelapa bisa bertunas, bisa diserang virus dan bakteri serta pinang yang terlalu lama disimpan akan menghitam dan keras, sehingga tidak bisa digunakan.
Dengan pertimbangan waktu tempuh kapal tongkang dari Pelabuhan Muara Sabak ke Singapura hanya 4 jam melahirkan ide untuk mengoptimalkan pelabuhan kawasan ini ke depannya. Sehingga pengiriman komoditas bisa lebih cepat.
Menjawab keluhan dari petani kelapa dan pinang di Kabupaten Tanjabtim inilah PT Pelindo II Cabang Jambi sudah melakukan lobi ke Bupati Tanjabtim untuk dilakukan ekspor langsng dari Muara Sabak. Untuk mendukung rencana ini, Pemprov Jambi juga sudah membuka akses jalan dua jalur dari Jambi ke Muara Sabak. "Ini akan clear pada April 2022," imbuh Ervin.
Tujuannya untuk memberi akses truk kontainer bisa keluar masuk dari Kota Jambi ke Muara Sabak. Tidak hanya, dari Kota Jambi, akses menuju Pelabuhan Samudera juga dipersiapkan dari Kuala Tungkal. Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA) dan Ekonomi Kabupaten Tanjabtim, Awaluddin mengatakan jelang diaktifkannya Pelabuhan Samudera Muara Sabak, sarana dan prasarana perlu segera dilengkapi.
Untuk itu diperlukan sinergi dari beberapa unsur dan pihak terkait, baik dari Karantina Pertanian, Dinas Perindag, Bea Cukai, Pajak dan PT Pelindo tentunya. "Paling tidak di tahun ini kegiatan ekspor di pelabuhan tadi bisa dilakukan," ujar Awaluddin, Senin (20/9).
Untuk tahap awal ekspor hasil perkebunan masih akan fokus pada komoditi kelapa karena pertimbangan efisien dan ketersedian fasilitas yang ada saat ini. "Karena proses pengolahan kelapa lebih mudah daripada pinang, yang harus diproses dulu di Jambi baru bisa dimasukkan ke kontainer. Proses hilirisasinya masih ribet," jelasnya.
Ekspor melalui Muara Sabak tidak hanya menumbuhkan optimisme petani untuk terus meningkatkan kualitas dan kualitas perkebunannya, namun juga melahirkan pengusaha-pengusaha lokal. Sehingga tujuan perekonomian nasional tercapai melalui penduduk Indonesia sendiri.
Menjawab harapan Pemkab Tanjabtim, Ervin mengatakan, pihaknya telah mencari shipping dari Jakarta. "Untuk ini PT Pulau Laut akan mencoba merintis ekspor dari Muara Sabak," jawabnya. Saat ini pun sedang digagas Bank Indonesia dan Tim Pelindo bersama Pemprov, instansi terkait seperti Bea cukai, karantina, pajak, pengusaha agar ada SK Gubernur untuk optimalisasi Pelabuhan Muara Sabak.
Pelabuhan Muara Sabak mempunyai panjang 7.000 meter dan luas 186 hektare. Panjang dermaga 102 meter bisa untuk kapal lebar 19 meter. "Bisa untuk kapal lumayan besar dengan draft kedalaman 6.5 meter, " jelas Ervin.
"Kita bantu softcrane, konsolidasi dengan pengusaha, menyediakan gudang dan peti kemas." Selain itu juga disiapkan gudang agar truk kecil bisa masuk. Pihak bea cukai juga siap, Muara Sabak bisa menjadi kawasan ekspor impor. Bahkan ke depannya, sejumlah sarana prasarana PT Pelindo yang ada di Palembang akan dipindah ke Muara Sabak.
Optimalisasi di tengah sinergi PT Pelindo, diharapkan daerah bisa mengetahui data pergerakan komoditasnya kemana saja.
"Pemprov tahu riil komoditas Jambi, dan pengirimannya bisa terpetakan. Dengan Pelindo bersatu sumber daya akan kelihatan, tidak lagi terkotak-kotakkan. Bagi pengusaha, dokumen pengiriman tidak serumit saat masih terpisah. mereka bisa memprediksi alur distribusinya secara transparan.(*)