Solar Langka, Sopir Truk di Jambi Harus Antre 12 Jam Sampai Bawa Bekal Makan

Sejumlah sopir truk di Jambi mengeluh atas kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.

Penulis: Aryo Tondang | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Danang
Antrean panjang di SPBU di kawasan Simpang Rimbo, Kota Jambi. Antrean didominasi truk angkutan batubara yang antre solar, Jumat (10/9/2021). 

TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI- Sejumlah sopir truk, mengeluh atas kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Jambi.

Ironisnya, para sopir truk ini harus mengantre 4 jam bahkan hingga 12 jam, demi mendapat solar.

Hal tersebut diungkapkan oleh Maman, satu diantara sopir truk, yang sedang mengantre di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) di kawasan Bagan Pete, Alam Barajo, Kota Jambi.

Saat diwawancarai tribun Minggu siang, ia mengaku sudah mengantre sekira 4 jam, namun, belum juga dapat mengisi BBM.

Maman dan para sopir lainnya terpaksa memarkirkan truknya di tepi jalan lintas Lingkar Barat, dan menunggu kiriman BBM jenis solar masuk kedalam SPBU.

Tidak jarang, para sopir truk ini kerap terlibat keributan dengan sopir truk lainnya, lantaran saling menyalip antrean.

Bahkan, Maman harus membawa bekal nasi dari rumahnya saat mengantre BBM jenis solar, agar tidak didahului oleh truk lainnya.

"Ini ya saya bawa bekal makan siang khusus untuk ngisi solar, kalau kita tinggal sebentar saja ya kita bakalan disalip teman," kata Maman, saat ditemui disela penantiannya mengisi BBM jenis solar, Minggu (19/9/2021) sore.

"Kalau keributan, seringlah terjadi sama sesama sopir," bilangnya.

Ia mengeluhkan kondisi seperti ini sejak lama. Demi mendapat 60 sampai 80 liter solar, Maman dan rekan seprofesinya harus rela kehilangan 30 persen penghasilannya.

Baca juga: Pelaku Pembakaran Lahan di Sarolangun Belum Ditangkap, Begini Kata Kapolres

Baca juga: 11 Ribu UMKM di Jambi Terdampak Penanganan Covid-19

"Jelas menurun penghasilannya, ya yang seharusnya kita sudah bisa narik, ya terpaksa nunggu kan, jadi ngisi hari ini, buat kerja besok," keluh Maman.

Jika beralih ke BBM pertamina dex kata Maman, ia akan menanggung kerugian yang lebih besar, karena perbandingan harga yang cukup jauh dengan solar.

"Ya lumayan perbedaannya lumayan hampir Rp 4 ribu, kalau kali 80 liter kan tinggi, kalau perusahaan kan gak mau tau itu," bilangnya.

Ia berharap, kelangkaan ini segera dapat diatas, agar para sopir dapat bekerja secara maksimal dan mendapat penghasilan yang cukup untuk keluarga mereka di rumah.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved