Cerita dari Tim Pemakaman Covid-19 di Kota Jambi, dari Tertimpa Peti Mati hingga Terpapar Corona
Banyak cerita dari tim pemakaman ketika memakamkan jenazah Covid-19 di Kota Jambi, dari kendala yang dihadapi hingga ancaman terpapar Covid-19.
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Teguh Suprayitno
lihat foto
TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI - Banyak cerita dari tim pemakaman ketika memakamkan jenazah Covid-19 di Kota Jambi.
Jenazah Covid-19 beragama Islam dimakamkan di TPU Pusara Agung, dan agama selainnya pada pemakaman Bumi Langgeng.
Aipda Harianto Ketua Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19 bercerita, sejauh ini banyak cerita yang didapatkan saat turut bertugas.
Kendala pemakaman jenazah Covid-19 ketika dimakamkan di Bumi Langgeng kesulitan akibat penerangannya.
Apabila ada jenazah yang dikebumikan di Bumi Langgeng pada malam hari tidak ada lampu.
Penerangan yang tidak tersedia membuat pemakaman menjadi terhambat.
"Hanya ada lampu handphone, dan sorot lampu mobil ambulance (yang mereka miliki)," kata Harianto.
Hal tersebut tidak berlaku saat hujan tiba.
Sedangkan saat pemakaman di Pusara Agung, biasanya dibantu dengan alat berat untuk menggali makam.
Tekstur tanah lebih memungkinkan cepat digali dengan alat berat.
"Jika tidak ada alat berat terpaksa dicangkul secara manual," kata dia.
Alat berat yang digunakan tersedia dari Dinas Perkim Kota Jambi.
Baca juga: Kisah Petugas Pemakaman Covid-19 di Kota Jambi Menguburkan Jenazah hingga Dini Hari
Baca juga: Ular Besar Muncul di Liang Lahad Setiap Kali Orang Ini akan Dimakamkan, Istri Ungkap Kelakuan Suami
Baca juga: Penggali Kubur Ketakutan Lihat Jasad Ratusan Tahun Hidup Lagi, Tanya Apakah Hari Kiamat Sudah Tiba
Harapannya, tim pemulasaraan dan pemakaman jenazah Covid-19 Kota Jambi lebih diperhatikan lagi.
Walau saat ini sudah ada perubahan dalam pemulasaraan jenazah Covid-19 di Kota Jambi.
Sejak 5 Agustus 2021 setiap rumah sakit telah dibentuk tim pemulasaraan jenazah Covid-19 sendiri.
