Peristiwa G30SPKI
Mengenal Sosok AH Nasution, Jenderal yang Lolos dari Penculikan PKI
Sosok AH Nasution, jenderal yang lolos dari penculikan dan pembunuhan yang dilakukan PKI.
TRIBUNJAMBI.COM - Jenderal Abdul Haris Nasution adalah sosok target penculikan dan pembunuhan yang berhasil lolos.
Meski lolos dari penculikan dan pembunuhan, namun AH Nasution harus kehilangan anggota keluarganya.
Diantaranya putri bungsunya, Ade Irma Suryani yang berusia 5 tahun malah tertembak ketika hendak dibawa ke tempat aman oleh adik Nasution, Mardiah.
Sebelum peristiwa naas itu, AH Nasution juga memimpin pasukan Siliwangi saat ada pemberontakan PKI di Madiun pada 1948.
Maka tak heran jika AH Nasution menjadi target pembunuhan oleh PKI.
AH Nasution lahir di Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918.
Nasution lahir di keluarga Batak Muslim di Desa Hutapungkut, Kotanopan.
Pria yang akrab disapa Pak Nas ini adalah anak kedua dan merupakan putra tertua dalam keluarganya.
Ayah Nasution merupakan seorang pedagang tekstil, karet dan kopi, serta anggota organisasi Sarekat islam.
Sang ayah begitu relijius dan berharap Nasution belajar di sekolah agama.
Berbeda dengan sang ibunda yang ingin Nasution belajar kedokteran di Batavia.
Nasution menikah dengan wanita bernama Johanna Sunarti dan memiliki dua anak, Hendrianti Saharah dan Ade Irma Suryani.
Saat lulus sekolah pada 1932, Nasution kemudian menerima beasiswa untuk belajar mengajar di Bukit Tinggi.
Lalu pada 1935, Nasution melanjutkan pendudikan selama tiga tahun di Bandung.
Nasution yang awalnya ingin menjadi guru tertarik ke dunia politik.
Nasution dikenal rajin membaca buku karya Soekarno bersama teman-temannya.
Nasution sempat kembali ke tanah kelahirannya dan mengajar di Bengkulu.
Nasution kemudian pindah ke Tanjung Raja dekat Palembang untuk mengajar.
Pada 1940, saat Belanda menjajah Indonesia, Nasution tergabung dalam korps perwira cadangan kolonial Belanda.
Nasution berpikir itu adalah cara terbaik untuk mendapatkan pelatihan militer.
Nasution dikirim ke Akademi Militer Bandung untuk pelatihan dan pada 1940 dipromosikan menjadi kopral, lalu menjadi sersan.
Nasution kemudian diangkat menjadi perwira di Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL).
Karier Nasution terus meroket , di antaranya menjadi Wakil Panglima Besar di Yogyakarta (1948), Panglima Komando Jawa (1948-1949), lalu KSAD (1949-1952 dan 1955-1962).
Serta Menteri Keamanan Nasional (1959-1966), Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi (1962-1963 dan 1965) hingga Ketua MPRS (1966-1972).
Nasution meninggal dunia pada 6 September 2000 di Jakarta setelah menderita stroke.
Sumber : Tribunjakarta.com
Berita Artikel Peristiwa G30SPKI lainnya di sini