Ilmu dan Pengetahuan

Startup yang Berkembang Pesat di Indonesia, Peran Anak Muda, dan yang Tidak Berhasil

Startup yang berkembang pesat di Indonesia adalah Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka. Jelaskan bahwa startup digital cepat berkembang anak muda

Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
kominfo
Ilustrasi Startup di Indonesia 

TRIBUNJAMBI.COM - Perusahaan rintisan atau startup yang berkembang pesat di Indonesia sudah tidak asing lagi namanya di telinga kita.

Startup yang berkembang pesat di Indonesia adalah Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, Kredivo, OVO, dan yang lainnya.

Startup adalah perusahaan yang belum lama bergerak, kini dikaitkan dengan penggunaan teknologi dalam aktivitasnya.

Misalnya Gojek, merupakan aplikasi yang memberi layanan transportasi, kurir, dan yang lainnya.

Untuk bisa memanfaatkan layanan dalam Gojek, pengguna harus menggunakan teknologi internet di handphone.

Demikian juga dengan Traveloka perusahaan startup yang juga berkembang pesat di Indonesia.

Perusahaan ini memberikan layanan untuk pemesanan tiket pesawat, hotel, dan yang lainnya.

Untuk menggunakannya juga harus menggunakan internet, dan akan lebih nyaman bila menggunakan smartphone.

Namun pada dasarnya startup tidaklah harus yang sifatnya online.

Baca juga: Selat Dardanella Batas Pemisah Asia Timur dengan Eropa Barat

Sebab dilihat dari maknanya, startup adalah perusahaan yang baru berdiri, masih tahap riset dan pengembangan.

Startup digital dapat cepat berkembang di Indonesia karena penggunaan teknologi kekinian yang digunakannya.

Perusahaan rintisan itu menggunakan teknologi yang mudah dijangkau oleh penggunanya.

Misalnya Bukalapak, memberi kenyamanan bagi masyarakat untuk belanja online.

Pengguna Bukalapak cukup bermodalkan handphone dan juga paket data untuk mencari barang yang diinginkan lalu memesannya secara langsung.

Perusahaan startup digital juga berkembang dengan cepat karena pengguna internet di Indonesia meningkat setiap saat.

Perkembangan startup ini juga tidak terlepas dari jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar sebagai konsumen.

Menurut data dari Internetworldstats, pengguna internet di Indonesia sebanyak 212,35 juta.

Perusahaan startup ini memberikan solusi atas berbagai kebutuhan, seperti transportasi, keuangan, dan jasa lainnya.

Pengguna internet ini ada yang menjadi konsumen, ada juga yang menjadi penjual, atau kedua peran itu di berbagai startup.

Misalnya di Bukalapak dan Tokopedia, masyarakat bisa berjualan di sana, dan bisa sekaligus pembeli untuk produk dari penjual lainnya.

Jumlah startup di Indonesia sudah 2.229 pada April 2021, dan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan peringkat kelima jumlah startup terbanyak di dunia.

Namun tidak semua startup di Indonesia mampu bertahan atau berhasil.

Alasan startup yang tidak mampu bertahan atau tidak berhasil ini tidak terlepas dari ketidakmampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi terkini.

Selain itu juga faktor pesaing yang semakin banyak, dan tren bisnis yang selalu berubah dari masa ke masa.

Supaya startup bisa tetap bertahan, maka harus mampu untuk mengikuti perkembangan pasar secara terus menerus.

Misalnya Startup Tokobagus (kini jadi OLX) yang dulunya sangat terkenal, kini mulai ditinggalkan oleh penggunanya.

Di situs ini dulunya orang bisa memajang produk yang akan dijualnya, termasuk barang-barang yang tidak lagi dipakai alias barang bekas.

Rupanya e-commerce lain hadir dengan memanfaatkan konsep itu, dan menggunakan teknologi yang lebih maju.

Di Tokobagus dulunya orang hanya bisa melihat barang tapi transaksi harus offline, sementara di Bukalapak dan Tokopedia kini orang juga sudah bisa membeli langsung.

Ada lagi Valadoo, situs e-commerce di bidang perjalanan wisata yang berdiri tahun 2010.

Perusahaan Valadoo sempat mendapatkan pendanaan dari perusahaan Singapura, tapi akhirnya tidak berkembang.

Pesaingnya di bisnis yang serupa, yakni Traveloka dan Pegipegi memberikan layanan kemudahan ke pengguna.

Akhirnya Valadoo tutup untuk selamanya pada tahu 2005.

Sementara Traveloka yang semakin hari layanannya makin banyak, dan makin mudah diakses, penggunanya bertambah setiap hari.

Ada juga startup Qlapa yang dulunya menjadi perusahaan yang menyediakan kerajinan dari seluruh Indonesia, kini telah bangkrut.

Pada tahun 2019 lalu perusahaan ini mengucapkan salah perpisahan kepada seluruh penggunanya.

Alasan tidak bertahannya startup ini diduga karena kalah saing dengan sesama e-commerce yang juga bisa menjadi tempat jualan kerajinan.

Misalnya di Tokopedia dan Bukalapak, semua orang bisa jualan, dan bisa juga jual kerajinan di sana,

Banyak akhirnya perajin yang lebih fokus berjualan di dua e-commerce ini karena penggunanya yang sangat banyak.

Pengguna yang banyak berarti calon konsumen banyak, yang juga berarti peluang barang terjual makin besar.

Startup Indonesia mampu berkembang dengan cepat tidak terlepas dari pengaruh anak muda, baik di dalam perusahaan itu maupun sebagai konsumennya.

Anak muda tentu lebih dinamis dan mudah memahami kebutuhan pasar saat ini, yang sesuai dengan mereka.

Anak muda sebagai konsumen juga menginginkan cara yang praktis, yang kemudian diaplikasikan oleh para anak muda di dalam bisnis startup. (*)

Baca juga: Kei Medika, Startup Local yang telah Terpilih Mengikuti Beberapa Program Inkubator Nasional

Baca juga: EKSKLUSIF Jalan Terjal Startup Lokal Jambi, Target Pasar Jadi Tantangan

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved