Banjir di Ngada NTT Seorang Bocah 4 Tahun Meninggal, Pasutri Menghilang

Banjir di Kabupaten Ngada NTT menyebabkan lima rumah warga tertimbun lumpur. Bahkan seorang bocah 4 tahun meninggal dunia dan pasutri hilang...

tribunjambi/rifani halim
Kecamatan Sarolangun tepatnya di seberang rumah dinas Bupati Sarolangun dan wilayah kompi A lama juga ikut terendam banjir. 

TRIBUNJAMBI.COM - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada dan sekitarnya pada Jumat (3/9/2021) sore hingga malam hari mengakibatkan banjir di Kampung Malapedho, Desa Inerie.

Sebanyak lima rumah warga tertimbun lumpur.

Banjir yang mengalir di kali Waesugi tersebut menyebabkan tiga dapur dan dua rumah induk rusak berat.

Selain kerugian material, banjir bandang yang mengalir dari kaki Gunung Inerie tersebut juga menelan korban jiwa.

Satu orang bocah perempuan berumur sekitar 4 tahun dilaporkan meninggal dunia.

Bocah tersebut diketahui bernama Mikla Tuna.

Selain itu, pasangan suami istri Mikael Jeko (40) dan istrinya Maria Goreti Dhiu (38) sampai saat ini belum ditemukan.

Sementara itu, korban lainnya bernama Neymar Gaya berumur 7 tahun mengalami luka berat. Kakak kandung dari korban Milka Tuna mengalami patah kaki.

Baca juga: Hujan Deras Sebabkan Banjir dan Menimbulkan Tumpukan Sampah di Hamparan Rawang

Kepala Desa Inerie, Benediktus Milo, kepada Pos Kupang, Sabtu 4 September 2021 membenarkan peristiwa itu.

Benediktus mengatakan, kejadian bermula ketika hujan mengguyur di wilayah tersebut pada hari Jumat 3 September 2021 sekira pukul 18.00 sampai dengan 22.30 Wita.

Banjir badang yang mengalir dari Kaki Gunung Inerie di Kali Waesugi tiba-tiba mengalir dengan deras dan menghanyutkan sejumlah rumah warga.

"Akibatnya dapur ada tiga unit rusak berat, dan dua unit rumah besar (satu rumah permanen dan satu rumah naja) juga rusak berat," jelas Benediktus.

Benediktus menjelaskan, bencana alam tersebut juga menelan korban jiwa. Sebab satu orang bocah yang diketahui bernama Milka Tuna meninggal dunia.

Selain Milka Tuna, satu pasangan suami istri sampai dengan saat ini belum ditemukan. Keduanya adalah Mikael Jeko (40) dan istrinya Maria Goreti Dhiu (38).

Benediktus mengungkapkan, setelah banjir basang menghantam Kampung Malapedho, pemerintah desa dan warga setempat langsung melakukan pencarian.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved