Makna Kemerdekaan Bagi Orang Rimba

Hanya saja Mali tidak bisa layaknya anak-anak lain sekolah, perpindahan kelompoknya bukan disebabkan karena Melangun, sebagaimana alasan perpindahan y

ist
Foto anak rimba kelompok Tumenggung Ngelembo ikut merayakan kemerdekaan RI ke 76 

“Dulu kami dibodohi, pohon buah kami ditumbangkan (ditebang), disobutnye (disebutkan) diganti pohon kelapa sawit, buahnyo besa (besar), lebih manis. Betunggulah awak (Kami nantilah). Manolah (manalah) buah ini. Sekali buah keluar pahit, hopi (tidak) bisa dimakon (makan),”kata Mariau mengenang masa silamnya.

Sejak itu Mariau dan kelompoknya sudah paham mereka dibodohi.

Tekat kuat untuk keluar dari kebodohan, namun apa daya keberuntungan masih belum berpihak pada mereka.

Baca juga: Kurir Narkoba Jaringan Sumatera Diupah Rp 200 Juta Jika Berhasil Antar 18,74 Kilo Sabu ke Pemesan

Mariau menyadari untuk keluar dari pembodohan ini, mereka harus sekolah.

Mariau mencoba langkah menyekolahkan anak-anaknya di SD negeri terdekat dengan mereka.

Sampai anaknya yang ke lima masih belum ada yang sekolah dengan tetap dan lanjut.

“Mumpa mano nak sekolah (bagaimana mau sekolah), belum masuk seminggu, kami di sini sudah diusir orang, pindah lagi. Kalau anak sekolah kami diusir pindah kemano kami becarian dengan anak nan sekolah tadi,”kata Mariau.

Untuk itu, Mariau sangat berharap pemerintah memberikan mereka ruang hidup dan ketetapan pemukiman serta sumber penghidupan.

Meriau merupakan Orang Rimba yang berpah dikunjungi langsung oleh Presiden Jokowi pada 2015 silam.

Kepada presiden yang mereka anggap seperti bertemu Tuhan itu, menyampaikan harap supaya diberikan tempat hidup.

Baca juga: Insentif Nakes di Merangin Sudah Disalurkan, Fajarman: Kalau Belum Tanya Langsung ke Dinkes

“Kami menanti, permohonan kami pada presiden bisa kabul,”ucap Meriau.

Meriau berharap dengan ruang hidup yang pasti dan tidak lagi diusir-usir pihak lain, kelompok ini bisa membangun kehidupan yang lebih baik.

“Harapan kami, anak-anak pintar bisa tuliy baco, sebab kami nan tuha bodoh, kami harap anak kami bisa pintar,”kata Mariau.

Mariau menyebutkan jika mereka sudah hidup secara baik dalam artian mempunyai lahan penghidupan dan dirumahkan, pendidikan untuk anak-anak mereka bisa berjalan dengan baik.

Mariau mencontohkan dari anaknya yang nomor 1 sampai 5 sangat ingin sekolah. Namun apa daya baru beberapa kali sekolah sudah harus pindah.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved