Oknum Polisi Mengamuk

Anggota Satlantas Ngamuk di RSUD Nunukan Sambil Bawa Senpi, Tak Terima Mertua Meninggal Karena Covid

Berita Nasional - Seorang oknum polisi yang diketahui anggota Satlantas Polres Nunukan mengamuk di RSUD Nunukan.

Editor: Rahimin
(Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)
Pintu masuk RSUD Nunukan Kaltara yang pecah, diduga akibat imbas dari amukan oknum polisi. 

Anggota Satlantas Ngamuk di RSUD Nunukan Sambi Bawa Senpi, Tak Terima Mertua Meninggal Karena Covid 

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang oknum polisi yang diketahui anggota Satlantas Polres Nunukan mengamuk di RSUD Nunukan.

Sebelumnya dikabarkan, oknum polisi tersebut diduga berasal dari Sat Brimob.

Oknum polisi ini merusak fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah Nunukan, Kalimantan Utara.

Ia tidak terima kalau mertuanya dinyatakan meninggal karena Covid-19.

"Ya, organik Satlantas yang ditugaskan pengamanan di area konflik lahan PT KHL, karena mertuanya meninggal dunia, yang bersangkutan izin melayat ke Nunukan," kata Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar, Senin (16/8/2021).

Menurut AKBP Syaiful Anwar, oknum polisi itu saat ini menjalani pemeriksaan di Seksi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Nunukan. 

Dikatakan AKBP Syaiful Anwar, oknum polisi itu akan diproses secara hukum.

Soal kerusakan di RSUD Nunukan, juga akan diganti. "Permasalahan dengan rumah sakit sudah selesai," ujarnya.

Diberitakan, seorang oknum polisi mengamuk di RSUD Nunukan pada Minggu (15/8/2021) sekitar 21.00 Wita.

Diketahui, oknum polisi itu tidak terima mertuanya dinyatakan meninggal karena Covid-19.

Oknum polisi tersebut yakin mertuanya itu tutup usia karena penyakit jantung.

Sementara, Humas RSUD Nunukan Khairil menyebutkan, oknum aparat tersebut tiba-tiba memaksa masuk ruang ICU untuk pasien Covid-19.

Saat itu, oknum polisi itu berteriak menanyakan nama dokter yang bertanggung jawab atas para pasien kepada para perawat di ruang tersebut.

"Oknum aparat tersebut tidak mendapat jawaban dari para perawat karena kondisi pasien ada yang butuh penanganan serius," katanya.

Amarah oknum polisi itu membuat banyak pasien terganggu dan para perawat sempat panik.

Apalagi saat itu, oknum polisi itu masih membawa senjata laras panjang di bahunya.

Perawat berinisiatif meminta pertolongan kepada para petugas jaga, sehingga oknum tersebut bisa dibawa keluar dari ruang ICU pasien Covid-19.

"Pengamanan di RSUD kita dibantu juga dengan aparat dari Kodim 0911/Nunukan. Oknum itu diamankan dan dibawa keluar dari RSUD," lanjutnya.

Amarah oknum polisi yang masih membara membuat ia masih sempat menendang pintu kaca hingga pecah berantakan.

Khairil membantah adanya tudingan RSUD Nunukan "meng-Covid-kan" keluarga pasien yang memicu insiden tersebut.

"Semua yang kita umumkan terkait kondisi pasien adalah hasil laboratorium PCR, pasien sudah masuk RSUD pada 7 Juli 2021. Pasien menderita sakit jantung, paru-paru, dan diabetes melitus," ujarnya.

"14 Agustus, atau sepekan kemudian, kita swab PCR dan hasilnya positif. 15 Agustus sekitar pukul 21.00 Wita, pasien meninggal dunia karena kondisinya lumayan parah, terlebih pasien memiliki komorbid," ujarnya lagi.

Pihak RSUD Nunukan memberikan rekomendasi jenazah tersebut boleh diurus keluarga dan dimakamkan di pemakaman umum bukan pemakaman jenazah Covid-19.

Penulis: Kontributor Nunukan, Ahmad Dzulviqor

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Letda Inf Rudi Sipayung Terluka Tembak Saat Personel Yonif 715/Matuliato Disergap KKB Goliath Tabuni

Kurir Narkoba Jaringan Sumatera Diupah Rp 200 Juta Jika Berhasil Antar 18,74 Kilo Sabu ke Pemesan

Gerakan Peduli Tetangga Muncul di Kebun Handil Jambi, Himpun Sumbangan Sukarela Terkait Covid-19

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved