Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Menanti Dalam Kesabaran dan Ketenangan

Menanti Dalam Kesabaran dan Ketenangan Bacaan ayat: Ratapan 3:26 (TB) Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Menanti Dalam Kesabaran dan Ketenangan

Bacaan ayat: Ratapan 3:26 (TB) Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.

Oleh Pdt Feri Nugroho

Pdt Feri Nugroho
Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

"Berdoa? Sudah. Berusaha? Sudah. Semangat? Juga sudah. Tetapi koq belum juga ada perubahan? Terlihat sama dan hening. Apa yang belum, ya?"

Itulah penggalan pergumulan yang dialami seseorang ketika menunggu pertolongan Tuhan.

Segala daya dikerahkan. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, segala ritual dilakukan.

Upaya manusia berdasarkan akal budi, diperjuangkan dengan semangat.

Hasilnya? Terasa sunyi, seakan tidak ada hasil yang terjadi.

Sadar atau tidak, kemajuan teknologi turut ambil bagian dalam pembentukan cara berfikir dan karakter iman yang dimiliki seseorang.

Teknologi menawarkan segala sesuatu berlangsung dengan cepat, tepat dan efisien. Segala hal diukur dalam skala keuntungan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Tetap Indah Meskipun Tumbuh Diatas Lumpur

Upaya yang dilakukan paling tidak berimbang dengan hasil yang diperoleh, bahkan masuk kategori menguntungkan jika hasil berlebih.

Urutan nomor ditekan dan relasi terjadi. Pasword disebutkan dan semua terbuka dan dapat diakses. Jika tidak akses ditolak, pasti ada yang salah.

Jika harus menunggu, akan dinilai tidak produktif. Kerugian ada didepan mata.

Sadarkah kita, bahwa seringkali perlakukan yang sama juga terjadi dalam kehidupan beriman?

Doa yang segera dijawab, permintaan yang segera dikabulkan, permohonan yang segera dipenuhi.

Mental tuan yang selalu ingin dilayani para hambanya telah meracuni kehidupan beriman.

Tuhan tidak lagi diposisikan sebagai Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, tetapi sebagai pelayan yang harus memenuhi segala pesanan.

Terbiasa dengan touchscreen, sekali sentuh dan semua berjalan seperti yang diinginkan; seakan Tuhan diposisikan layaknya mesin yang harus memuaskan keinginan.

Benar adanya bahwa Yesus pernah berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."

Namun jangan salah paham. Perkataan itu bermaksud memberikan jaminan bahwa Tuhan itu sangat baik.

Namun jangan lupa, bahwa Tuhan adalah pencipta dan manusia adalah ciptaan.

Relasi yang tercipta jelas, bahwa Sang Pencipta berada pada posisi pemegang otoritas mutlak atas segala hal.

Perlu kesadaran diri akan posisi sebagai ciptaan yang tunduk mutlak dibawa kuasa Sang Pencipta.

Yerusalem hancur. Kota kebanggaan dimana Bait Allah ada harus rata dengan tanah.

Umat Tuhan meratap. Harapannya Yerusalem dapat dikembalikan dalam kemegahannya.

Dalam situasi demikian, umat diajak untuk menemukan karya Tuhan didalamnya.

Caranya? "Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN."

Pertama, umat dibawa pada keyakinan iman bahwa Tuhan pasti menolong.

Tuhan sanggup memberikan pertolongan. Keyakinan ini menjadi dasar bagi umat untuk terus berpengharapan kepada Tuhan.

Kedua, umat perlu menanti. Menunggu dalam harapan. Menanti dalam waktu Tuhan.

Berproses untuk menemukan maksud Tuhan dalam peristiwa yang sedang terjadi.

Ketiga, yang diperlukan dalam penantian adalah kesabaran.

Menanti dengan diam mempunyai makna menunggu dengan tenang, tidak terburu-buru.

Menjaga hati untuk tetap percaya dalam ketenangan. Sabar dalam proses untuk dibentuk Tuhan sedemikian rupa menjadi pribadi yang tangguh dalam situasi apapun.

Apakah saudara sedang menanti pertolongan Tuhan? Nantikan dengan iman.

Lakukan saja apa yang menjadi bagianmu: mintalah, carilah dan ketoklah pintu.

Dan biarkan Tuhan melakukan bagian-Nya, dalam otoritas-Nya.

Seperti seorang petani, yang dilakukannya adalah menyiapkan lahan, menabur benih, memberi pupuk; dan Tuhan yang memberi pertumbuhan.

Petani tidak akan bertindak bodoh dengan mencabut tanaman padinya hanya untuk melihat akar yang sedang tumbuh.

Meskipun petani tidak tahu bagaimana akar tanaman padinya merambat dalam tanah, namun ia percaya pada saatnya panen akan tiba.

Nantikan pertolongan Tuhan dengan tenang dan penuh kesabaran.

Amin.

Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved