Lakukan Take Over KPR Tanpa Libatkan Bank, Pengamat Ekonomi Jambi: Bisa Berisiko

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Selama pandemi Covid-19 banyak masyarakat yang melakukan take over KPR. beberapa diantaranya melakukan take over KPR di bawah tangan atau tanpa konfirmasi bank.

Take over di bawah tangan ini merupakan sebuah proses pengalihan kepemilikan rumah yang dilakukan hanya antara pihak pembeli dan juga penjual saja.

Take over KPR biasanya ada dua skema, mulai dari melibatkan bank pemberi KBR atau secara langsung antara pembeli dan penjual saja.

Baca juga: Cara Cek Lulus Selesi Administrasi CPNS 2021 Jadwal Pengumuman Mulai 2 Agustus 2021

Baca juga: Warga Senang Jalan Pungut Mudik Sungai Kuning Diperbaiki

Baca juga: Baru 20,8 Persen Masyarakat Tanjabbar Divaksin Lengkap, Stok Vaksin Kini Menipis

Menurut Pakar Ekonomi, Prof. Dr. H. Haryadi, SE., M.M.S., Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi, terkait take over bawah tangan ini bisa dilakukan, namun beresiko bagi kedua belah pihak.

“Sah-sah saja selama dilakukan dengan komitmen penuh antara kedua belah pihak. Tapi, risikonya salah satu pihak yang melanggar komitmennya, tentu merugikan pihak lain dan muncul permasalahan hukum,” ujarnya, Minggu (1/8/2021).

“Yang aman tentunya proses take over KPR melalui bank, karena resmi dan jelas ketentuan hukumnya,” tambahnya.

Menurutnya, masih banyak dari masyarakat yang melakukan take over tanpa melibatkan bank karena dirasa lebih mudah dan cepat.

“Mereka merasa berurusan dengan lembaga keuangan, prosesnya lebih sulit atau lama, persyaratannya lebih ketat. Sementara antara perorangan dirasa lebih mudah,” pungkasnya.

Baca juga: Bansos Covid-19 Muarojambi Belum Bisa Direalisasikan, Dinsos Sebut Tunggu Petunjuk BPKP

Baca juga: Banyak Nakes Terpapar Corona, RSUD Raden Mattaher Buka Lowongan Tenaga Medis Khusus Pasien Covid-19

Baca juga: Cara Sehat untuk Bakar Lemak dan Mengecilkan Perut Buncit dengan Bahan Alami Ini, Rutin

(Tribunjambi/Vira Ramadhani)

Berita lainnya seputar take over KPR