Kopassus

SYARAT Jadi Prajurit Kopassus TNI AD? Ujian di Cilacap Jadi Beban Berat Para Calon Komando

Komando Pasukan Khusus ( Kopassus) merupakan bagian dari Komando Utama tempur yang dimiliki TNI Angkatan Darat.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
(Kopassus)
Ilustrasi Pasukan Khusus (Kopassus) - Danjen Kopassus Brigjen TNI Mohamad Hasan menjalani penyematan brevet anti-teror dari Satuan 81 (Sat-81) yang diberikan langsung oleh Wakil Komandan Satuan (Wadansat) 81 Kopassus Letkol Inf Wimoko di Lapangan Alfa Sat-81 Kopassus, Jakarta, Kamis (24/9/2020). 

Diadakan di Citatah, Bandung.

Di sini, para calon prajurit komando berlatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival di tengah hutan.

Dalam Pelatihan Survival, calon Prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan.

Dengan latihan ini Prajurit Komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.

Tahap latihan hutan gunung diakhiri dengan long march dari Situ Lembang ke Cilacap dengan membawa amunisi, tambang peluncur, senjata dan perlengkapan perorangan.

Baca juga: Hasil Pertandingan Bulutangkis Hari Ini 27 juli 2021 Lengkap Olimpiade Tokyo 2020

Baca juga: BREAKING NEWS Lebih 1 Ha Kebun Warga di Bungo Terbakar, Api Diduga dari Tunggul Kayu

Baca juga: Update Fitur Terbaru Whatsapp, Bisa Permudah Gabung ke Panggilan Grup Video Call

Dalam buku yang berjudul Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan, yang diterbitkan QailQita Publishing, 2014, mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo membeberkan pengalamannya saat mengikuti latihan Kopassus.

"Neraka" di Cilacap

Tahap Ketiga, Tahap Rawa Laut.

Latihan terberat sudah menanti saat sampai di Cilacap. Ini merupakan latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut.

Calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.

Di sini, materi Latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.

Para calon prajurit komando harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.

“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” kata Pramono.

Dalam latihan itu para calon prajurit komando dilepas pagi hari tanpa bekal, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu.

Selama “pelolosan” si calon harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved