Kopassus
Perang Sengit di Misi Saparua 1999, Kopassus, Denjaka serta Paskhas Berjuang dari Hujan Peluru Musuh
Kompi C yang merupakan Yonif Gabungan dari pasukan elite TNI AD, AL dan AU dikepung musuh dan sniper.
Empat personel yang mengangkut tandu darurat tentu bakal jadi santapan empuk.
Yudi melakukan tindakan berani.
Dia berlari di belakang tandu untuk menjadi tameng hidup bagi para prajuritnya yang memegang tandu.
Saat tandu berhenti sejenak di bawah sebuah pohon Ketapang, tepat di perbatasan Kampung Sori Muslim dan Kristen, Kopda Asep memeriksa kondisi Serda Asrofi.
Tarikan nafasnya makin lemah. Tamtama kesehatan itu lalu berbisik pada Yudi.
“Komandan, ini tidak akan sampai di kapal,” kata Asep.
Yudi mencoba bersikap bijak.
“Mari doakan yang terbaik,” ujarnya lirih.
Baca juga: Tahun 1958 Kopassus Jalani Misi Menyakitkan Untuk Binasakan Teman Sendiri yang Berkhianat ke Negara
Baca juga: Kopassus Miliki Satuan Misterius yang Diberi Nama Sat-81 Gultor, Kerap Beraksi Dalam Unit Kecil
Baca juga: Sasaran Berjarak 500 Meter, 5 Prajurit Kopassus Ini Sukses Bunuh 2 Teroris Poso Dalam Operasi Senyap
Tubuh Asrofi terkulai melemah di pangkuan Asep yang dengan telaten merawat rekannya itu.
Suasana haru, di dalam hati masing-masing terucap doa pada Tuhan, agar prajurit terbaik itu bisa selamat dan kembali ke rumah menemui keluarganya.
Namun, hari itu takdir berkata lain, TNI kehilangan seorang prajuritnya di medan tugas Tanah Saparua.
Tepat di bawah Pohon Ketapang itu, Serda Asrofi gugur di pangkuan Kopral Asep Darma.
Yudi menolak memakamkan Serda Asrofi di desa Muslim atau Kristen.
Dia membawa pulang jenazah anak buahnya itu.
Menyadarkan dua desa