Pencurian Alat Berat di Jambi
Ini Otak Pelaku Sindikat Pencurian Komponen Alat Berat Profesional di Jambi
7 warga Merangin diringkus tim gabungan Resmob Polda Jambi, Polres Merangin dan Jatanras Polda Sumsel pada Senin (12/7/2021).
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - 7 warga Merangin diringkus tim gabungan Resmob Polda Jambi, Polres Merangin dan Jatanras Polda Sumsel pada Senin (12/7/2021).
Mereka diduga terlibat jaringan pencurian komponen alat berat di Provinsi Jambi.
Sebelumnya dua pelaku yakni M Andre Aziz (21), dan M Rifai (34) ditangkap polisi saat menjual barang hasil curian di wilayah Palembang, Sumatera Selatan.
Di hari yang sama, 5 pelaku lainnya yakni Winarno (43), Ade Saputra (29), Dedek Saputra (28), Andika Saputra (38), Wawan Setiawan (35) juga ditangkap di wilayah Pamenang, Sarolangun.
Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Pol Kaswandi Irwan mengatakan, pelaku merupakan jaringan profesional pencurian komponen alat berat.
"Dua pelaku kita tangkap di Palembang, saat menjual hasil curian," ujarnya, Jumat (16/7/2021) pagi.
Untuk menangkap pelaku, Polda Jambi bekerjasama dengan tim Jatanras Polda Sumsel.
Setelah mendapat informasi adanya penjualan komponen alat berat, tim langsung bergerak, dan berhasil meringkus tersangka.
Hasil introgasi, petugas mendapat informasi bahwa 5 pelaku lainnya sedang berada di di wilayah Mandiangin, tim kembali bergerak dan berhasil meringkus seluruh pelaku.
"Ini sengaja kita rilis di Polda, karena mereka satu jaringan, dan semua kita tangkap," kata Kombes Pol Kaswandi Irwan.
Aksi para pelaku ini sendiri dikomandoi oleh satu orang, yakni tersangka bernama Rifai.
Kata Kombes Pol Kaswandi Irwan, tersangka Rifai menjadi otak dibalik aksi para pelaku.
"Jadi, komplotan ini dipimpin oleh tersangka Rifai, dialah yang mengatur semuanya," ujarnya lagi.
Menurut Kombes Pol Kaswandi Irwan, semua pelaku memiliki peran yang berbeda dalam melakukan aksinya.
Dua tersangka menjadi pemetaan lokasi atau pemantau, dua pelaku bertugas untuk melakukan pembongkaran, satu pelaku bertugas sebagai leader dan dua lainnya membantu mendukung.
Sebelum menjalankan aksinya, dua pelaku terlebih dahulu memantau lokasi, dengan menyamar menjadi petugas keamanan, dan Helper.
Setelah memahami lokasi dan target, malam harinya para pelaku beraksi.
Baca juga: 1,4 Juta Dosis Vaksin Sinopharm dari China Tiba di Indonesia, Dukung Vaksinasi Gotong-royong
Baca juga: Kasus Covid-19 di Kota Jambi Melonjak di Tengah PPKM Mikro, Apa Sebabnya?