Kopassus

KISAH Hilangnya Prajurit Kopassus 18 Hari di Hutan Papua Namun Selamat Dibantu 3 Sosok Misterius Ini

Kopassus merupakan salah satu pasukan elite Tentara Nasional Indonesia (TNI), kerap diterjunkan dalam berbagai medan tempur dan pembebasan teroris.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Menilik sepak terjang dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memang tidak diragukan lagi bagi masyarakat Indonesia.

Kopassus merupakan salah satu pasukan elite Tentara Nasional Indonesia (TNI), kerap diterjunkan dalam berbagai medan tempur dan pembebasan teroris.

Keterampilan serta taktik dan intelektualitas pasukan Kopassus menjadi bekal mereka untuk terjun langsung di meda pertempuran.

Belakangan ini beberapa operasi militer yang diikuti Kopassus adalah operasi pengamanan wilayah Papua dari serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Maraknya aksi KKB Papua yang didalangi oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini membuat Kopasus harus diterjunkan langsung ke lokasi.

Seragam baru Kopassus, Loreng Perang Hutan Darah Mengalir (PHDM)
Seragam baru Kopassus, Loreng Perang Hutan Darah Mengalir (PHDM) (Tangkap layar twitter.com/Hfnz9)

Pada saat berlangsungnya operasi penggerebekan markas KKB Papua pada Oktober 2018 lalu, Kopassus bersama timnya pernah melakukan operasi jalan kaki dari pos Timika.

Melansir dari Surya.co.id Jumat (28/6/2019), seorang prajurit Kopassus telah menceritakan pengalamannya mengikuti operasi tersebut.

Kisah tersebut dituliskan dalam buku 'Kopassus untuk Indonesia' karangan Iwan Santosa dan E.A Natanegara.

Arus sungai yang deras, cuaca musim penghujan menjadi tantangan para prajurit.

Pada saat perjalanan hari ke lima, mereka harus menyeberangi arus sungai yang deras.

Mereka hanya menggunakan tali untuk mengarungi derasnya air sungai.

Saat itu, salah satu prajurit berpangkat kopral masuk dalam pusaran air dan hanyut.

Baca juga: 50 Peluru Disiapkan Sniper Kopassus Kala Misi Tempur di Timor Timur, 49 Buat Musuh Sisa 1 Untuknya

Baca juga: BEDA Kopassus dengan Satuan Infanteri Lain di TNI, Cukup Kirim Beberapa Prajurit Saja Misi Rampung

Baca juga: KALA Prabowo Subianto Jadi Danjen Kopassus Pimpin Misi Penyelamatan Sandera di Papua Bersama Kostrad

Spontan sang komandan yang merupakan prajurit Kopassus itupun menyelam untuk menolongnya.

Namun sampai suatu titik, sungai itu malah berujung menjadi air terjun.

Sang komandan pun menepi di tengah hutan Papua yang berada di ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut.

Karena terus berusaha mencari prajuritnya yang hilang sang komandan tersesat di dalam hutan belantara papua yang masih rapat.

Dia pun berusaha mencari arah untuk kembali ke Timika dengan harapan melaporkan anak buahnya yang hilang kepada atasan untuk selanjutnya mencari kembali.

Sampai hari keenam, prajurit Kopassus itu tak kunjung sampai di tujuan dan sudah berada di ambang sadar.

Namun ternyata prajurit tersebut masih selamat setelah dibawa arus deras sungai.

Ia menceritakan ketika sadar, semua perlengkapan termasuk sepatu sudah hanyut terbawa arus sungai yang deras.

Di tengah hutan belantara, ia mengalami pengalaman yang tak bisa dijelaskan dengan akal sehat.

Ia mengaku melihat alam lain yang tak masuk dalam akal sehat.

Anggota Kopassus berada di rawa-rawa.
Anggota Kopassus berada di rawa-rawa. (AMMOchambers)

Dalam keadaan setengah sadar, prajurit tersebut tetap terus berjalan untuk kembali menemukan rombongan.

Di hari kesebelas, ia akhirnya berhasil menyeberangi sungai yang lebarnya 200 meter sebelum akhirnya kembali tiba di Timika.

Selama 18 hari tersesat di dalam hutan akhirnya prajurit tersebut ditemukan oleh warga dalam kondisi selamat.

Saat itu kondisi tubuhnya hanya tinggal tulang berbalut kulit, mata yang terus berputar liar dan telapak kaki yang bengkak akibat tertancap potongan kayu.

Yang membuat merinding, ternyata prajurit kopassus itu mengaku selama tersesat di hutan Ia merasa dirinya diikuti oleh tiga sosok tak terlihat yang selalu membantunya.

Ia mengaku selama tersesat, dirinya ditemani ketiga sosok misterius tersebut.

Pada saat matahari sudah terbenam, tiga sosok tersebut memberikan bantuan padanya.

Baca juga: Ular Besar Keluar dari Saluran Air di Jambi Timur saat Hujan Lebat Senin (12/7)

Baca juga: Setjen DPD RI Buka Formasi CPNS 2021 Untuk Lulusan D-III hingga S-1

Baca juga: Doa untuk Memohon Kebaikan Dunia dan Akhirat, Lengkap dengan Artinya

Satu memijati kakinya, satu memijat pundak, dan yang satu lagi berbagi rokok dengannya.

Setelah berhasil diselamatkan dan mengisahkan pengalamannya selama 18 hari tersesat di tengah hutan belantara, prajurit tersebut pun mendapat perawatan dari dokter.

Meski kondisinya memprihatinkan, dokter yang memeriksanya menyatakan bahwa prajurit tersebut bebas dari penyakit malaria dan cacing tambang.

(Tribunjambi.com)

Berita lainnya seputar Kopassus

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved