Curhat Supir Taksi Online yang Bawa Penumpang Kritis dan Akhirnya Meninggal Karena Jalan Ditutup
Lantaran tidak dapat tertolong, Bani pun dengan ikhlas mengantarkan kembali jenazah ke rumah keluarga jenazah, tempat pertamai kali dia menjemput.
TRIBUNJAMBI.COM - Seorang Lansia Menghembuskan napas terakhirnya didalam taksi online.
Hal ini Dikarenakan pasien terlambat sampai ke rumah sakit karena terkendala jalan di tutup.
sebelumnya, pasien bernama Kokom sempat ditolak dua rumah sakit akibat penuh.
Lantaran tidak dapat tertolong, Bani pun dengan ikhlas mengantarkan kembali jenazah ke rumah keluarga jenazah, tempat pertamai kali dia menjemput.
Baca juga: Materi Tes CPNS 2021 Tes Intelegensi Umum Sesuai Permenpan RB No 27 tahun 2021
Baca juga: Bocoran Materi tes CPNS 2021 Tes Wawasan Kebangsaaan Sesuai Permenpan RB No 27
Baca juga: Harga Motor Bekas Kawasaki Ninja 250 cc Mulai Rp 22 Jutaan
"Ini pengalaman pertama saya ada yang meninggal di dalam mobil saya."
"Tapis Insya Allah saya nggak trauma, mudah-mudahan jadi amal ibadah untuk saya," ungkapnya.
Bahkan, kata Suami Pasien Agus, sopir taksi online itu enggan menerima bayaran.
"Meskipun sudah kami repotkan, kami mendoakan hal baik kepada sopir taksi online dan keluarganya atas jasa besar yang dilakukan kepada kami," ujar Agus.
Diberitakan TribunJabar.id, Agus (58), suami Kokom menceritakan, saat itu Kokom dalam kondisi kritis dan membutuhkan penanganan medis setelah dirujuk dari Puskesmas Cijambe.
Agus tidak mencari ambulans, tapi memilih memesan taksi online.
Ia kemudian mendapatkan taksi online yang dikemudikan oleh Bani (30).
Ke RS Hermina, ditolak karena penuh
Agus bersama Kokom dan anaknya bergegas menuju RS Hermina.
Pihak rumah sakit menolak Kokom lantaran pasien di RS Hermina membludak dan tenaga kesehatan sudah kewalahan melayani pasien.
"Di Hermina, anak saya turun mengurus berkas-berkas dan persyaratan, tapi setengah jam kemudian ada kabar kalau rumah sakit tak bisa menerima pasien lagi karena sudah penuh," kata Agus saat ditemui di kediamannya, Jumat (9/7/2021).
Mereka kemudian bergegas ke RS Al Islam.
Di RS Al Islam, pasien juga ditolak karena penuh
Kokom kembali ditolak karena kondisi pasien di rumah sakit itu juga membludak.
Agus mendapatkan kabar dari sanak saudaranya, di RS Santosa Bandung masih tersedia ruang gawat darurat. Ia langsung bergegas ke pergi.
"Keluarga pasien kemudian meminta saya untuk mengantarkan ke RS Santosa di Kebon Jati," kata Bani, sopir taksi online yang ditumpangi Kokom, dilansir Kompas.com.
Jalan ditutup, Kokom meninggal dunia sebelum sampai di RS Santosa
Di tengah kondisi darurat dan berkejaran waktu serta rumah sakit penuh, mereka juga dihadapkan pada situasi penutupan jalan dan penyekatan akses jalan di Kota Bandung.
Mereka datang dari arah Jalan Gatot Subroto hendak menuju Jalan Kebon Jati via Jalan Asia Afrika.
"Pas lihat ada penutupan jalan, dan enggak ada petugas yang jaga di pos itu, akhirnya si akang (sopir taksi online) coba cari alternatif jalan lain," ujar Agus.
Tak berapa lama, anak laki-lakinya menanyakan soal kondisi ibunya.
"Saya coba panggil-panggil tapi nggak ada respons, kayak orang lagi tidur. Saya coba angkat tangannya tapi lemas dan jatuh lagi."
"Saya dan anak juga si akang sopir syok dengan kondisi itu dan bilang kalau ibu sudah meninggal," ungkap Agus.
Lansia itu meninggal dunia di dalam mobil milik Bani sebelum sampai di RS Santosa.
"Meninggalnya dalam perjalanan dari RS Al Islam ke RS Santosa. Dari Arcamanik sampai Kebon Jati muter-muter sekitar satu jam.
"Tapi waktu itu nggak sampai kena penutupan jalan," kata Bani.
Sakit lambung
Agus menuturkan, istrinya menderita sakit lambung sama seperti sakit yang ia derita.
Bahkan, keduanya sempat harus istirahat dari aktivitas berjualan bakso selama beberapa hari.
Namun, berbeda dengan kondisinya, Agus hanya beristirahat selama lima hari karena keadaannya mulai membaik.
Sementara sang istri harus beristirahat lebih lama karena mengalami sesak napas. Bahkan, dari hari ke hari kondisinya semakin lemah.
"Almarhum sakit lambung dan ada sesak napas sedikit. Istri mengaku sudah tidak kuat."
"Apalagi kondisinya semakin lemah dari hari ke hari, makanya dengan berbekal surat rujukan dari Puskesmas Cijambe untuk ke rumah sakit besar," ungkapnya.
Sumber : TRIBUNJABAR