Berita Internasional

Ancaman Mengerikan China ke Jepang yang Sebut Gali Kuburan Sendiri Bila Bantu AS Menangkan Taiwan

Laporan itu juga menyebutkan bahwa China akan pula melihat Jepang sebagai ancaman jika membantu pasukan AS.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
kolase/tribunjambi.com
Xi Jinping sudah siapkan lokasi perang melawan AS 

TRIBUNJAMBI.COM - Ancaman sangat mengerikan dari China buat Jepang yang disebut sedang menggali kuburannya sendiri bila berpihak pada militer Amerika Serikat (AS).

Lewat Partai Komunis China peringatan itu disampaikan oleh Xi Jinping dalam sebuah pidatonya.

Dikutip dari New York Post, Jumat (9/7/2021, hal ini pun berkaitan pula pada keterlibatan AS membela Taiwan jika terjadi invasi.

Negara yang saat ini dipimpin Xi Jinping itu bahkan menyebut bila Jepang “tidak berdaya melawan militer China.”

“Jepang tidak berani menghadapi China sendirian."

Presiden China Xi Jinping saat melakukan inspeksi pasukan sebelum digelarnya parade perayaan 70 tahun Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat, di Qingdao, Provinsi Shandong, Selasa (23/4/2019).
Presiden China Xi Jinping saat melakukan inspeksi pasukan sebelum digelarnya parade perayaan 70 tahun Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat, di Qingdao, Provinsi Shandong, Selasa (23/4/2019). (SCMP / XINHUA)

"Jika Jepang melibatkan dirinya dalam masalah Taiwan secara militer, itu akan menjadi Jepang menggali kuburannya sendiri,” seperti laporan surat kabar Partai Komunis China Global Times pada Rabu (7/7/2021), seprti dilansir Sosok.ID.

“Kemampuan militer Jepang sepenuhnya dikendalikan oleh AS dan tidak memiliki kemampuan tempur yang independen. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dengan mudah melumpuhkan kemampuan serangan Pasukan Bela Diri Jepang."

"Jepang sendiri tidak berdaya melawan militer China,” ujar artikel tersebut, yang ditulis oleh Song Zhongping, pakar militer China dan komentator TV.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa China akan pula melihat Jepang sebagai ancaman jika membantu pasukan AS.

“Jika Jepang bekerja sama dengan AS untuk melakukan tindakan militer terhadap China, terutama di pulau Taiwan atau Kepulauan Diaoyu, Beijing akan melihat langkah itu sebagai terlibat dalam konflik militer dengan China."

"Dalam hal ini, Jepang akan menjadi sasaran serangan militer China. Ini akan membahayakan kelangsungan hidup Jepang," seperti yang ditulis Song.

Baca juga: PKS Desak Pemerintah Deportasi TKA China yang Masuk Makassar Saat PPKM Darurat

Baca juga: Filipina Sampai Kerahkan 81 Wanita Untuk Cegah Perang dengan China, Mereka Dijuluki Malaikat Laut

Baca juga: Pengakuan Luhut soal Pemerintah Minta Bantuan Singapura hingga China untuk Atasai Covid-19

Artikel itu juga ditulis sebagai tanggapan dari komentar yang dibuat oleh Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso pada makan malam penggalangan dana untuk sesama anggota parlemen Senin malam.

“Jika masalah besar terjadi di Taiwan, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa itu bisa berhubungan dengan situasi yang mengancam kelangsungan hidup (untuk Jepang),” ujar Aso.

Serangan China pada Taiwan akan menciptakan situasi yang berbahaya bagi Jepang yang akan mengharuskan negara tersebut memutuskan untuk menggunakan hak pertahanan diri kolektifnya atau membantu sekutu.

“Kita perlu berpikir keras bahwa Okinawa bisa menjadi yang berikutnya,” ujar Aso.

Dalam pidato yang juga menandai peringatan 100 tahun Partai Komunis China, Presiden Xi Jinping berjanji untuk menyelesaikan “penyatuan kembali” dengan Taiwan.

“Memecahkan masalah Taiwan dan mewujudkan penyatuan kembali tanah air adalah tugas sejarah yang tak tergoyahkan dari Partai Komunis Tiongkok dan aspirasi bersama semua orang Tiongkok,” ujar Xi dalam pidato 1 Juli di dekat Lapangan Tiananmen.

“Semua putra dan putri China, termasuk rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan, harus bekerja sama dan bergerak maju dalam solidaritas, dengan tegas menghancurkan setiap plot ‘kemerdekaan Taiwan’,” katanya.

China disebut sengaja provokasi Filipina lewat tantangan di saluran radio penjaga pantai
Ilustrasi - China lakukan serangan kepada kapal Taiwan (Xinhua)

Meskipun Taiwan berdaulat, China juga menganggapnya sebagai bagian dari wilayahnya dan telah bersumpah untuk mengambil alih negara kepulauan itu sebagai bagian dari kebijakan "satu China".​

Dalam sebuah artikel Global Times, penulis pun mengatakan politisi Jepang menyemburkan "banyak omong kosong" dengan memberi isyarat bahwa mereka setuju jika AS membela Taiwan.

Laporan itu juga mengatakan, Jepang "ingin memancing di perairan bermasalah."

Song juga berpendapat bahwa tanpa intervensi AS, Jepang akan menyelinap pergi.

“Tetapi jika Jepang sendirian, kemungkinan besar akan mengambil langkah mundur, atau membuat kompromi, ketika menghadapi China hari ini,” ujarnya.

“Jepang bukanlah negara dengan kedaulatan penuh, secara militer, diplomatik, atau politik. Alasan mengapa Jepang terus membesar-besarkan apa yang disebut ancaman eksternal sudah jelas: Jepang perlu terus membesar-besarkan situasi sehingga dapat mengubahnya menjadi opini publik untuk mendukung merevisi konstitusi pasifisnya,” ujar artikel itu.

“Selama Jepang melintasi garis merah China, PLA tidak akan punya pilihan lain selain menyerang balik,” pungkasnya.

Baca juga: Ramalan Zodiak Sabtu 10 Juli 2021, Semua Rencana Taurus Mungkin akan Kacau Besok

Baca juga: Prediksi Hasil Pertandingan Kolombia vs Peru, Laga Perebutan Juara Tiga Copa America

Baca juga: Harga Motor Bekas Kawasaki Ninja 250 cc Mulai Rp 22 Jutaan

(*)

Berita lainnya seputar China

Berita lainnya seputar Amerika Serikat

SUMBER: SOSOK.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved