Alasan Joe Biden Menarik Pasukan dari Afghanistan: Kami Tidak Pergi ke Sana untuk Membangun Bangsa

Dilansir The Guardian, Biden mengatakan, pasukan AS perlu bergerak cepat agar tetap aman menurut para pejabat senior pertahanan AS.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
AP/Paul Sancya
Joe Biden. 

TRIBUNJAMBI.COM - Penarikan pasukan dari Afghanistan pada 31 Agustus akan dilakukan oleh amerika Serikat.

Hal tersebut dikatakan Presiden AS, Joe Biden, Bahkan ia berjanji tidak akan mengirim siapapun lagi.

"Misi militer kami di Afghanistan akan berakhir pada 31 Agustus," kata Biden pada Kamis (8/7/2021).

Diketahui Sebelumnya, Biden akan melakukan penarikan pasukan pada 11 September.

Baca juga: Mata-mata Pembelot Ini Ungkap Skandal Anak Joe Biden, Hubungan AS dan China Disebut Makin Memanas

Baca juga: KALA China yang Geram dengan G7 dan NATO Gegara Bantu Taiwan, Joe Biden Malah Ingin Temui Xi Jinping

Baca juga: Pernyataan Telak Joe Biden yang Sebut Vladimir Putin Pembunuh, Ini Balasan Menohok Presiden Rusia

Namun Pentagon mengumumkan bahwa lebih dari 90% pasukan sudah beranjak dari Afghanistan pekan ini.

Dilansir The Guardian, Biden mengatakan, pasukan AS perlu bergerak cepat agar tetap aman menurut para pejabat senior pertahanan AS.

Biden menyatakan belum ada anggota militer yang dilaporkan hilang selama proses penarikan pasukan.

"Dalam konteks ini, kecepatan adalah keselamatan," kata Biden.

Mempertahankan pasukan AS di Afghanistan akan menambah korban perang yang dimulai sejak dua dekade yang lalu ini.

Biden mencatat 2.448 orang Amerika tewas dalam perang di Afghanistan, dan 20.722 lainnya terluka.

"Saya tidak akan mengirim generasi Amerika lainnya untuk berperang di Afghanistan tanpa harapan yang masuk akal untuk mencapai hasil yang berbeda," kata presiden.

"Kami tidak pergi ke Afghanistan untuk membangun bangsa."

"Dan itu adalah hak dan tanggung jawab rakyat Afghanistan sendiri untuk memutuskan masa depan mereka dan bagaimana mereka ingin menjalankan negara mereka," tambahnya.

Biden menegaskan akan terus memberikan bantuan sipil dan kemanusiaan kepada Afghanistan.

Termasuk akan terus membela hak-hak perempuan dan anak perempuan di negara itu.

Tidak hanya pasukan saja yang dipulangkan, Biden juga mendapat tekanan untuk menarik orang-orang penting lainnya.

Diantaranya yakni penerjemah Afghanistan dan orang-orang rentan lainnya.

Dia menawarkan jaminan bahwa mereka yang mau bekerja sama dengan pasukan AS, akan dilindungi Amerika Serikat.

Minggu lalu, pasukan AS keluar dari Pangkalan Udara utamanya di Bagram, Afghanistan tanpa memberi tahu pasukan militer dalam negeri.

Pensiunan Mayor Jenderal James "Spider" Marks pada Kamis lalu mengatakan kepada CNN bahwa penarikan pasukan AS berpotensi melahirkan perang saudara di Afghanistan.

Selain itu menurutnya, dengan Taliban yang makin gencar menguasai negara, Afghanistan sekali lagi "menjadi tempat berkembang biak" terorisme.

Sebelumnya, sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki menyebut AS tidak bangga akan penarikan pasukan ini.

"Kami tidak akan memiliki momen 'misi tercapai' dalam hal ini."

"Ini adalah perang 20 tahun yang belum dimenangkan secara militer," kata Psaki pada Kamis, sebelum Biden bicara.

Pernyataan ini disebut merujuk pada pidato Presiden George W Bush "Mission Accomplished" pada 2003 dari dek kapal induk AS.

Ketika itu Bush mengumumkan bahwa "operasi tempur besar di Irak telah berakhir".

Pernyataan palsu itu menjadi bahan ejekan secara luas selama 18 tahun sejak disampaikan.

Berita Terkait Lainnya

Sumber : TRIBUNNEWS

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved