Kreatifitas Warga Jambi
Cerita Helikopter Buatan Usman Warga The Hok Kota Jambi, Berawal dari Rotan Kini dari Besi
Terlihat kerangka helikopter berada di halaman belakang ruko yang berada di Jalan Ternate RT 03 Kelurahan The Hok Kecamatan Jambi Selatan.
Penulis: Monang Widyoko | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Terlihat kerangka helikopter berada di halaman belakang ruko yang berada di Jalan Ternate RT 03 Kelurahan The Hok Kecamatan Jambi Selatan.
Bukan bangkai bekas helikopter jatuh, melainkan kerangka ini percobaan milik Usman Jalil.
Kerangka yang diberi cat berwarna merah kecokelatan ini telah ia bangun selama dua bulan lamanya.
Kerangka helikopter ini menggunakan kabin depan mobil. Baling-baling dan ekor helikopter pun terpasang dengan baik seakan tidak sabar untuk diterbangkan.
"Ini masih belum selesai. Masih banyak yang perlu dipasang lagi. Badan heli ini rencana akan saya pasang menggunakan bahan dari serat kaca, agar ringan," ungkap Usman kepada Tribun Jambi, Selasa (6/7/2021).
Diakui olehnya, pembuatan helikopter ini telah ia lakukan sejak Bulan Ramadan lalu. Ia pun menggunakan barang-barang bekas untuk pembuatan helikopter yang ia namakan "Heli Rakitan Anak Desa".
"Ini semua dari barang bekas. Mulai dari kabin pilotnya, besi-besinya, gardannya, hingga alat pengendalinya," ujarnya.
Mesin yang digunakan pun, Usman menggunakan mesin sepeda motor matic dan menggunakan dua buah mesin.
"Saya pakai mesin motor Mio dan Vario untuk tenaga penggerak baling-balingnya. Penstabilnya pun yang ada di ekor heli ini saya gunakan kipas mesin milik mobil Panther dan saya gunakan dinamo khusus agar bisa berputar dari arah yang berlawanan," paparnya.
Usman pun mencoba menyalakan helikopter tersebut kepada Tribun Jambi. Dan mengejutkan, baling-baling berputar dengan kencang dan pohon-pohon serta rerumputan di sekitar halaman belakang tempat ia merakit helikopter ini pun bergerak seakan tak mampu menahan angin yang dihasilkan helikopter itu.
"Ini merupakan ide lanjutan saya, awalnya saya pernah membuat heli seperti tahun 1997 lalu. Tapi berbahan rotan. Mesin yang saya gunakan pun menggunakan mesin chainsaw saat itu," ceritanya.
Kemudian ia ingin mengembangkannya lagi menggunakan besi dan serat kaca.
Saat ditanya Tribun soal dana yang telah dikeluarkan untuk perakitan helikopter ini, dirinya mengaku tidak menghitungnya.
"Saya tidak menghitung secara rinci pengeluarannya. Karena saya sistem guyur kerjanya. Kalau ada dana, saya kerjakan," katanya.
Usman pun mengatakan apabila dana yang ia miliki lancar, maka pembuatan helikopter dirinya pun akan menjadi cepat selesai dan lekas diterbangkan.
