Kisah Muara Sabak
KISAH Kejayaan Muara Sabak Sebagai Pusat Perdagangan dan Kampung Halaman Tokoh Berpengaruh di Jambi
Muara Sabak Timur satu dari 11 kecamatan di Tanjung Jabung Timur yang memiliki nilai histori dan kisah kejayaan.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Rahimin
KISAH Kejayaan Muara Sabak Sebagai Pusat Perdagangan dan Kampung Halaman Tokoh Berpengaruh di Jambi
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Muara Sabak Timur satu dari 11 kecamatan di Tanjung Jabung Timur yang memiliki nilai histori dan kisah kejayaan.
Sempat menjadi kawasan perdagangan laut terkenal di era 2000 an hingga kampung halaman tokoh besar Provinsi Jambi.
Muara Sabak Timur ( Muara Sabak) merupakan salah satu Kecamatan yang memiliki nilai sejarah tinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Selain kaya akan histori kejayaannya juga merupakan kampung halaman salah satu tokoh berpengaruh di Provinsi Jambi.
Sebut saja, mendiang keluarga besar Nurdin Hamzah dan Zulkifli Nurdin sempat mendiami kampung Timur Jambi tersebut, di era 1954 atau penghujung akhir sisa sisa masa penjajahan.
Berdasarkan catatan sejarah, Zulkifli Nurdin dan keluarganya selain menempati sebuah rumah di kawasan Muara Sabak (saat ini menjadi Kelurahan Sabak Ilir).
Lahir di Muara Sabak, bahkan sempat mengenyam masa pendidikan Sekolah Rakyat (SR) kelas 2 tahun 1957 an meski setelah itu beliau pindah sekolah ke Kota Jambi.
"Jadi, selain lahir di Muara Sabak, mendiang Zulkifli ini juga sempat sekolah SR di Muara Sabak sebelum akhirnya pindah ke kota Jambi. Tapi saat itu belum pindah semua bapaknya masih di Sabak berdagang kala itu," jelas Datuk Muhammad Raja (78) satu dari tetua yang ada di Muara Sabak.

Datuk Muhammad Raja bilang, kala itu Muara Sabak masih belum masuk Tanjung Jabung Timur ataupun Tanjung Jabung masih tergabung dalam Provinsi Jambi.
Sebutan zaman dahulu untuk Pemerintahan Tanjabtim dengan sebutannya Asisten wedana sedangkan untuk Tungkal Wedana Residen Jambi.
"Tahun 1955, sebutan untuk Pemerintahan wedana tadi masih berlaku. Wedana itu untuk istilah sekarang sama halnya dengan Kecamatan (Camat)," jelas Datuk.
Untuk Tanjung Jabung Timur sendiri sudah ada sejak 1943. Kampung Tanjabtim sudah mulai didiami warga kalangan melayu, Bugis, Jawa hingga orang china sendiri. Jumlahnya juga tidak terlalu banyak sekitar 1000 penduduk saja.
Dapat dikatakan, kejayaan Muara Sabak sendiri ada pada 1970 an.
Mengapa tidak, pada kala itu sektor perdagangan sangat pesat di Muara Sabak ini. Selain geografis yang berada di pinggiran sungai batanghari lokasinya juga menjadi jalur lintas untuk keluar masuk ke samudra.