Berita Internasional
Xi Jinping Ancam Dunia Agar Tak Ganggu Tiongkok: Siapa pun Musuh China, Akan Pecah Kepala!
Sang Presiden Tiongkok yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Partai Komunis China baru saja mengirimkan pesan garang ke dunia Internasional.
TRIBUNJAMBI.COM - Ancaman disampaikan oleh Presiden China, Xi Jinping di saat perayaan 100 Tahun Partai Komunis China.
Sang Presiden Tiongkok yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Partai Komunis China baru saja mengirimkan pesan garang ke dunia Internasional.
Perayaan itu digelar Kamis (1/7/2021) merayakan hari ulang tahun Partai Komunis China yang ke-100.
Seperti dikutip Gridhot.ID dari Reuters, Partai Komunis Tiongkok yang digawangi oleh Presiden China Xi Jinping ini memiliki 91,9 juta anggota pada 2019, atau 6,6% dari populasi Tiongkok, dan telah memerintah negara itu sejak 1949.
Dalam bagian dari perayaan anniversary-week, partai Komunis China ini menggelar pertunjukan gala pada Senin malam di Stadion Nasional, atau biasa disebut "Sarang Burung".

Semua pemimpin partai dan diplomat asing pun menyaksikan pertunjukan ekstravaganza dari lagu, tarian, dan teater yang memuji partai tersebut dengan membimbing kebangkitan China menjadi kekuatan besar selama satu abad terakhir.
Seperti yang dikutip dari Kontan, acara puncak peringatan 100 tahun Partai Komunis ini ditandai dengan para penonton menyanyikan lagu "Tanpa Partai Komunis, Tidak Akan Ada China Baru", dan kembang api selama lima menit.
Xi Jinping mengatakan, musuh-musuh Tiongkok akan mengalami pecah pada bagian kepala bahkan berdarah dalam konflik apa pun di masa depan.
“Kami tidak akan pernah mengizinkan kekuatan asing untuk menggertak, menindas, atau menundukkan kami,” ujar Presiden China Xi Jinping, menurut teks pidatonya dalam bahasa Inggris, seperti yang dilansir Yahoo News yang mengutip Washington Examiner.
Xi Jinping juga menambahkan, "Siapa pun yang berusaha melakukannya akan menemukan diri mereka berada di jalur tabrakan dengan tembok besar baja yang ditempa oleh lebih dari 1,4 miliar orang China".
Baca juga: AS Gentar Lawan China? Sebut Tiongkok Mengkhawatirkan Usai Beijing Bangun Lebih dari 100 Silo Rudal
Baca juga: Natuna Mau Diserobot China, TNI Sampai Sepakati Kerjasama Sama Negara Ini Demi Gebuk Kapal Tiongkok
Baca juga: China Mengutuk Jepang Usai Negara Sakura Itu Bantu Taiwan dengan Pecundangi PLA di Perang
Di sisi lain, versi lisan dan tertulis, Xi Jinping pun memasangkan retorika garang itu dengan janji untuk menguasai Taiwan.
"Kita harus mengambil tindakan tegas untuk sepenuhnya mengalahkan segala upaya menuju 'kemerdekaan Taiwan' dan bekerja sama untuk menciptakan masa depan yang cerah bagi peremajaan nasional. Tidak ada yang boleh meremehkan tekad, kemauan, dan kemampuan rakyat Tiongkok untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial mereka,” ungkap Xi.
Masih mengutip dari Washington Examiner, para pejabat China pun telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan selama beberapa dekade tetapi tidak pernah menguasai pulau itu.
Taiwan sendiri juga mendapat dukungan dari AS.
Kekuatan militer dari China yang tumbuh telah memicu ketakutan di antara sekutu AS bahwa Beijing mungkin mencoba untuk mengambil alih Taiwan dengan paksa.
“Mungkin 15 tahun yang lalu, jika sesuatu terjadi antara Amerika Serikat dengan China, saya pikir pasukan AS dapat dengan mudah menutupi kekuatan mereka,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Jepang Yasuhide Nakayama kepada Institut Hudson minggu ini.
“Tetapi saat ini, PLA China memiliki kapal induk besar, dan mereka membuat kapal perang baru mereka sendiri. Mereka, tentu saja, memiliki kemampuan nuklir dan memiliki kepemimpinan yang sangat kuat di bawah Xi Jinping ... kita harus bangun, dan kita harus mempersiapkan aktivitas kuat di sekitar Taiwan,” lanjutnya.

Dikutip dari Wikipedia, Xi Jinping pun terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok pada tanggal 15 November 2012 dalam sebuah pemungutan suara yang digelar oleh 18 Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok di Beijing.
Xi Jinping yang terpilih menjadi Presiden Republik Rakyat Tiongkok pada tanggal 14 Maret 2013 dalam sebuah pemungutan suara yang digelar oleh Kongres Rakyat Nasional.
Ia juga memperoleh 2.952 suara, dengan satu suara tidak setuju dan tiga suara abstain.
Xi Jinping pun menggantikan Hu Jintao yang pensiun usai menjabat selama dua periode.
Baca juga: Materi Tes CPNS 2021 Tes Intelegensi Umum dan Asah Kemampuan Dengan Link Tryout Online CPNS
Baca juga: Melihat Peluang 8 Tim EURO 2020 Melaju ke Babak Semifinal, Belgia Jadi yang Pertama?
(*)
Berita lainnya seputar Xi Jinping
SUMBER: GRID HOT