Berita Internasional

China Mengutuk Jepang Usai Negara Sakura Itu Bantu Taiwan dengan Pecundangi PLA di Perang

Nakayama juga mengatakan negara-negara demokratis itu harus melindungi satu sama lain dan mencatat bahwa dia di masa lalu menyebut Taiwan sebagai

Screenshot asiatimes.com
Militer Jepang. Ilustrasi militer paling kaya di dunia. 

TRIBUNJAMBI.COM - Jepang bereaksi soal meningkatnya ancaman yang dibuat China dengan pula mengajak Rusia.

Hal itu pun disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan Jepang pada Senin (28/6).

Dirinya memperingatkan tentang meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh kolaborasi China dan Rusia.

Seperti yang dilansir dari Reuters, Rabu (30/6/2021), ia pun mengatakan perlu untuk "bangun" terhadap tekanan Beijing kepada Taiwan dan melindungi pulau itu "sebagai negara demokratis. "

Turut berbicara kepada lembaga think tank Hudson Institute, Menteri Pertahanan Yasuhide Nakayama juga mempertanyakan apakah keputusan banyak negara, termasuk Jepang dan Amerika Serikat, untuk mengikuti kebijakan "satu-China" yang telah mengakui Beijing atas Taipei sejak tahun 1970-an akan bertahan atau tidak.

Presiden China Xi Jinping saat melakukan inspeksi pasukan sebelum digelarnya parade perayaan 70 tahun Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat, di Qingdao, Provinsi Shandong, Selasa (23/4/2019).
Presiden China Xi Jinping saat melakukan inspeksi pasukan sebelum digelarnya parade perayaan 70 tahun Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat, di Qingdao, Provinsi Shandong, Selasa (23/4/2019). (SCMP / XINHUA)

"Apakah itu benar?" tanyanya dalam acara online, merujuk pada bagaimana generasi mendatang akan menilai pembuat kebijakan tentang masalah ini.

"Aku tidak tahu," sambungnya.

Nakayama juga mengatakan negara-negara demokratis itu harus melindungi satu sama lain dan mencatat bahwa dia di masa lalu menyebut Taiwan sebagai "garis merah."

"Jadi kita harus melindungi Taiwan sebagai negara demokratis," ujarnya.

Nakayama juga menyebut Jepang dan Taiwan memiliki kedekatan secara geografis, dan juga menambahkan bahwa jika sesuatu terjadi di Taiwan itu akan mempengaruhi prefektur Okinawa Jepang, di mana pasukan AS dan keluarga mereka bermarkas.

Nakayama pun menyoroti dengan meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh China di luar angkasa, dalam teknologi rudal, dalam domain siber dan dalam kekuatan nuklir dan konvensional.

Ia juga mengatakan bahwa kala di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, China menjadi semakin "agresif, agresif... (memiliki) pemikiran dan kemauan."

"Jadi bangun. Kita harus bangun," ungkapnya.

Baca juga: TKA China Ditolak Saat Mau Vaksin Covid-19 karena Tak Punya KTP Indonesia, Ngaku Disuruh Atasan

Baca juga: China Ancam AS Agar Putus Hubungan dengan Taipe, Bila Tidak Militernya Siap Gebuk Taiwan

Baca juga: Mata-mata Pembelot Ini Ungkap Skandal Anak Joe Biden, Hubungan AS dan China Disebut Makin Memanas

China juga mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai bagian integral dari wilayahnya.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved