Pesan Sang Ibu Sesaat Sebelum Meninggal Dunia Akibat Dianiaya Suami: Saya Tidak Kuat lagi Anakku
Kapolres Bima AKBP Gunawan Tri Hatmoyo melalui Kasat Reskrim Iptu Adhar mengatakan, peristiwa nahas tersebut berawal saat korban dan suaminya berinisi
TRIBUNJAMBI.COM - Wanita asal Dusun Kanco, Desa Ncera, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima meninggalkan pesan untuk sang anak sebelum ia meninggal dunia.
Sarifah atau HF (36) meninggal akibat sering dianiaya oleh sang suami.
Kapolres Bima AKBP Gunawan Tri Hatmoyo melalui Kasat Reskrim Iptu Adhar mengatakan, peristiwa nahas tersebut berawal saat korban dan suaminya berinisial JN (37) cekcok mulut, Rabu (23/6/2021), pukul 19.00 Wita.
Baca juga: Gelar Vaksinasi Massal, Kapolres Tebo AKBP Gunawan Tri Laksono Targetkan 1.250 Orang Perhari
Baca juga: 2000 Warga Menerima Vaksin Palsu Berisi Larutan Garam, Polisi Amankan Dua Dokter
Baca juga: Penanganan Covid-19 Konsisten, Bupati Batanghari Fadhil Arief Sebut Target Juli Ini Zona Kuning
Pasangan suami istri sering cekcok mulut karena beda pendapat.
Saat kejadian, suami sepertinya tidak bisa mengendalikan emosi.
Ia langsung memukul, mencekik, dan membanting korban berkali-kali di ruang tamu rumahnya.
”Atas kejadian tersebut korban mengalami luka memar pelipis kiri, patah leher dan patah tulang punggung,” ungkap Iptu Adhar, dalam keterangan persnya, Jumat (25/6/2021).
Saat kejadian, Jumiarti, anak korban sedang berada di rumah bibinya.
Ia mendengar suara cekcok mulut dan suara bantingan tubuh di dalam rumahnya.
Dia pun bergegas menengok.
Saat sampai di rumah, Juniarti melihat sang ibu sudah tergeletak di lantai.
Sebelum menghebuskan napas terakhir, korban sempat berpesan sesuatu kepada anaknya.
Dalam kondisi kritis, korban meminta Juniarti menjaga adiknya baik-baik.
”Saya tidak kuat lagi anakku, kamu dan adikmu hidup saja dengan bapakmu,” pesan sang ibu sebelum meninggal.
Setelah itu, korban dibawah ke Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Ngali oleh keluarganya untuk dilakukan tindakan medis.
