Penampakan Harimau di Batanghari
Soal Penampakan Harimau di Batanghari, Faisal Ingatkan Perlu Adanya Toleransi terhadap Satwa Liar
Berita Jambi -Penampakan harimau di Desa Danau Embat, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, masih menjadi isu hangat.
Penulis: Monang Widyoko | Editor: Rahimin
Soal Penampakan Harimau di Batanghari, Faisal Ingatkan Perlu Adanya Toleransi terhadap Satwa Liar
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Penampakan harimau di Desa Danau Embat, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, beberapa waktu lalu masih menjadi isu hangat.
Namun kebenaran tentang isu ini masih di dalami lebih lanjut tentang kebenarannya oleh pihak-pihak terkait.
Ketua Forum Harimau Kita Jambi, Ahmad Faisal, mengaku masih belum mendapat laporan langsung perihal isu tersebut.
Ia menjelaskan, untuk satwa seperti harimau sendiri memang untuk area berkeliarannya tidak bisa dijelaskan di wilayah mana saja.
"Kalau wilayah berkeliarannya harimau itu memang tidak bisa dijelaskan di daerah mana saja mereka berkeliaran. Namun, yang pasti di mana pun mereka (harimau) berada, mereka akan anggap itu wilayah mereka," ungkapnya, Selasa (22/6/2021).
Katanya, memang dibutuhkan rasa toleransi dari masyarakat sendiri atas keberadaan harimau ataupun satwa lain yang berkeliaran di dekat pemukiman masyarakat.
"Kalau memang benar isu tentang penampakan harimau tersebut, ya tindakan kita harus bertoleransi dengan mereka," katanya,
"Menurut saya bukan hanya harimau saja, satwa lain pun apabila melintas dekat pemukiman kita harus toleransi dengan mereka," tambahnya.
Menurutnya, toleransi yang ia maksud adalah kita sebagai masyarakat harus mempelajari tentang satwa itu dan kita menghindari jam-jam berkeliaran mereka.
"Untuk harimau sendiri waktu berkeliarannya adalah menjelang pagi dan saat senja pada sore hari. Mungkin apabila isu itu benar, masyarakat dapat menghindari aktivitas di waktu-waktu tersebut," ujarnya.
"Selagi mereka itu tidak merusak pemukiman atau bahkan menyerang hewan ternak dan hanya melintas saja, itu tidak termasuk dalam konflik satwa dengan masyarakat," ulasnya.
Sementara itu, hasil monitoring harimau yang pihaknya peroleh dari PVA (Population Viability Analysis) tercatat ada 600-an individu yang ada di Sumatera.
"Itu penyebarannya ada di 23 lanskap Pulau Sumatera, di antaranya termasuk wilayah Jambi, pada data 2018," tambahnya.
• KLHK Tangkap Penjual Kulit dan Tulang Harimau Sumatera di Bengkulu
• Update Harga Cabai Rawit Merah Hari Ini Turun, Sekarang Cuma Rp 45 Ribu Perkilogram
• Patin Jambi Kito Terpilih Untuk Beradu Dengan 99 Inovasi Lain di Kemenpan RB
Lalu dari data sebelumnya di 2008 diperkirakan populasinya sekitar 400-an dan analisis ada di 7 lanskap.
"Kalau kami percaya itu jumlahnya menurun karena jumlah area yang disurvei dan dimonitoring juga tidak sama," pungkasnya.(tribun jambi/monang widyoko)