Berita Internasional
Taiwan Bisa Dalam Bahaya Usai Sekutu AS Berbondong-bondong Ingin Membantu, Sebut China Bisa Murka
Taiwan serasa di atas angin usai 7 negara besar yang tergabung di G7 mendukungnya dan mengecam China atas aksi-aksinya.
TRIBUNJAMBI.COM - Taiwan serasa di atas angin usai 7 negara besar yang tergabung di G7 mendukungnya dan mengecam China atas aksi-aksinya.
Namun dengan adanya dukungan dari 7 negara besar, seperti Amerika Serikat, jepang, Prancis, Jerman dan Italia itu disebut dapat membahayakan Taiwan sendiri.
Pernyataan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk Taiwan itu telah meningkatkan pentingnya Taiwan dalam mengamankan keanggotaan dari G7 sendiri.
Sehingga hal ini bisa menyulut emosi China.

Melansir dari South China Morning Post, Sabtu (19/6/2021), analis juga mengungkapkan bahwa peningkatan perhatian juga kemungkinan akan mengancam keamanan dan dapat mempengaruhi hubungan Taipei dengan negara-negara regional.
Analis juga menambahkan bahwa negara-negara Asia Tenggara kemungkinan akan tetap berada di sela-sela (netral) agar tidak memperumit hubungan dengan China.
Dalam pernyataan bersama di akhir pertemuan tiga hari mereka akhir pekan lalu, para pemimpin negara-negara G7 yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat mengkritik China atas perlakuannya terhadap Muslim Uygur.
Mereka juga turut mengkritik China atas sikap kepada kelompok minoritas dan tindakan kerasnya terhadap aktivis pro-demokrasi di Hong Kong.
G7 juga tak lupa telah menggarisbawahi pentingnya “perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan”.
Kedutaan Besar China di London juga mengatakan dengan tegas menentang penyebutan Xinjiang, Hong Kong dan Taiwan, yang dikatakannya memutarbalikkan fakta dan mengungkap "niat jahat dari beberapa negara".
Thomas Wilkins, seorang dosen senior dari University of Sydney yang mengkhususkan diri dalam studi keamanan dan strategis di Asia-Pasifik, mengatakan langkah Beijing baru-baru ini di Laut Cina Selatan, Hong Kong dan Xinjiang telah dilihat sebagai “tegas” atau “tidak stabil” oleh Negara-negara Barat dan Dialog Keamanan Segiempat – sebuah kelompok keamanan informal yang juga dikenal sebagai Quad yang terdiri dari AS, India, Australia, dan Jepang.
Baca juga: Perang Dunia Bisa Pecah dari Konflik China Vs Taiwan, Sebut Negeri Panda Tak Segan Balas Dendam
Baca juga: Pilot Robot Ciptaan China Akan Tantang Angkatan Udara Musuh, Kemampuannya Disebut Kalahkan Manusia
Baca juga: China Menambah Kekuatannya Angkatan Lautnya, Type 052D Nanning Sudah Jalani Latihan Perang di LCS
Tekanan Beijing itu terhadap Taiwan turut menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut, kata Wilkins, karena isu-isu tersebut “mencolok di jantung nilai-nilai demokrasi liberal dan penekanan pada hak asasi manusia” oleh negara-negara Barat.
"Ini berkontribusi pada apa yang semakin menjadi perjuangan ideologis antara 'dunia bebas' dan 'otoritarianisme' yang sekarang mendasari persaingan strategis yang lebih praktis," ujarnya.
“Taiwan secara alami telah menjadi titik sentuh dalam perjuangan ini.”
China
Taiwan
Amerika Serikat
Italia
Prancis
Jerman
Jepang
KTT G7
Invasi
wilayah udara
Kanada
perang
berita Jambi terkini
Tribun Jambi
Tribunjambi.com
26 Orang Dilaporkan Tewas Tertimpa Runtuhan Saat Gempa Bumi Melanda Afghanistan |
![]() |
---|
Viral Kisah Hidup Wanita Keturunan Indonesia Ditinggal Ibu & Diasuh Guru Tua di Malaysia |
![]() |
---|
Kerusuhan di Kazakhstan, Korban Tewas Sudah 225 Orang, Buntut Protes Harga Bahan Bakar |
![]() |
---|
5 WNI Masih Dicari Keberadaannya Saat Gelombang Tsunami Terjang Tonga |
![]() |
---|
MEMANASNYA Laut China Selatan Usai Tiongkok Gelar Latihan Militer Hingga Tutup Zona Ini |
![]() |
---|