Berita Merangin
Sejarah Masjid di Jambi Ini Berkaitan Erat dengan Soeharto, Namanya Masjid Pancasila
Sejarah pembangunan Masjid Besar Al Hidayah Pancasila atau yang populer disebut Masjid Pancaila di Kota bangko, erat dengan mantan Presiden Soeharto.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Teguh Suprayitno
Renovasi Tapi Tidak Mengubah
Seiring perkembangan zaman, Masjid Al Hidayah sudah dilakukan renovasi. Namun masjid tersebut masih bisa dilihat bentuk aslinya saat ini. Secara desain bangunan, Masjid tersebut memiliki arsitektural yang khas yaitu, bercungkup susun tiga, mungkin berbeda dengan bentuk Masjid secara umum berbentuk kubah.

Renovasi itu dikatakan Hendri Pol, Ketua Rt 06, lantaran semakin ramainya jemaah yang berada di masjid tersebut. Bahkan sebelum dironovasi, kepada tribun Hendri mengungkapkan, jumlah Jemaah hanya lima orang, dan saat ini telah berjumlah hingga ratusan orang.
"Ada renovasi 2016 lalu, penambahan besar karena tidak mampu menampung jamaah yang jumlahnya makin banyak dan posisi tempat wudhu juga dipindahkan. Kalau bentuk atap utamanya masih bangunan asli," kata Hendri Pol lagi.
Dikutip dari soeharto.co,Masjid-Masjid yang dibangun YAMP memiliki desain arsitektural khas, bercungkup susun tiga, sebagaimana corak asitektural masjid khas Nusantara pada masa lalu.
Selain efisiensi pembiayaan jika dibandingkan dengan cor kubah besar, desain tersebut juga melestarikan kearifan local. Dimana corak arsitektural Masjid bercungkup susun tiga merupakan simbol kesejalinan antara Islam dengan budaya nusantara.
Sehingga, pendekatan kultural inilah yang pada masa lalu masyarakat Nusantara secara luas mudah menerima ajaran Islam. (darwin sjabat)
Dibangun di Tanah Wakaf
Hendri Pol, Ketua RT 06, yang menjadi lokasi Masjid Pancasila itu dibangun menceritakan berdasarkan penuturan warga yang sudah lama tinggal di sekitar Masjid Pancasila, bahwa pembangunan masjid tersebut berawal dari warga yang tidak ada masjid untuk melaksanakan ibadah sholat.
"Waktu itu sekitar sini belum ada masjid sama sekali dan masih banyak hutan. Dan waktu itu warga numpang sholat di aula kantor Bupati dan selanjutnya numpang sholat di aula rumah sakit," sebutnya.
Kebetulan waktu itu, Bupati Merangin selain tinggal di rumah dinasnya juga punya rumah di sekitar Masjid Al Hidayah Pancasila atau tepatnya di kantor BKD saat ini.
"Jadi waktu ia pulang ke rumahnya disini warga mengusulkan untuk dibangun masjid. Lalu berangkatlah waktu itu Bupati ke Jakarta mengusulkan pembangunan masjid dan kabar baiknya pemerintah pusat menangapi dengan baik, syaratnya harus ada tersedia tanah," sebutnya.
Menurut penuturan warga yang sudah lama tinggal disini, lanjut Hendri Pol waktu itu warga mewakafkan tanahnya untuk dibangun masjid.
"Tidak lama setelah itu datang orang dari Jakarta mengecek tanah lokasi masjid akan di bangun, setelah itu dapatlah bantuan dan masjid dibangun hingga selesai. Dan diresmikan Menteri PU waktu itu, Radinal Mochtar,”
Untuk mengembangkan kehidupan ummat beragama melalui jalinan gotong royong telah secara nyata berhasil diwujudkan dengan dibuktikan berdirinya masjid-masjid tersebut tanpa membebani keuangan Negara.