KRONOLOGI 6 Oknum Anggota TNI AL Siksa Toni Manalu Pemilik Cucian Mobil Hingga Tewas di Wisma Atlet
Kronologi tewasnya pengusaha cucian mobil Toni Manalu ini berawal dari laporan Rasta kepada seorang prajurit TNI AL
TRIBUNJAMBI.COM - Pemilik usaha cucian mobil Mitra Trijaya, Toni Manalu, tewas dianiaya enam orang anggota POM TNI AL.
Penganiayaan kepada pria yang tinggal di Purwakarta Jawa Barat tersebut dilakukan di Wisma Atlet Purwakarta, base camp para pelaku.
Mayat Toni Manalu juga sempat disembunyikan para pelaku yang juga atlet dayung itu.
Dikutip dari Kompas TV yang ditayangkan 18 Jun 2021, peristiwa tersebut kini menjadi perhatian KSAL, dan para pelaku sudah ditangkap.
Kronologi Kejadian
Kronologi tewasnya pengusaha cucian mobil Toni Manalu ini berawal dari laporan Rasta kepada seorang prajurit TNI AL.
Rasta merupakan calon mertua dari seorang oknum anggota TNI AL itu, yang tinggal di dekat tempat biasa mereka latihan dayung.
Rasta memberitahukan kepada calon menantunya bahwa mobilnya telah hilang saat sopirnya yang bernama Ade mencuci di cucian milik Toni.
Mendengar laporan dari calon mertua, akhirnya pria tersebut mengajak lima orang temannya yang juga anggota POM TNI AL untuk mencarinya.
Mereka langsung mencari Toni, dan membawanya secara paksa dari tempat bisnis cucian mobil itu.
Toni dan Ade sopir Rasta ke Wisma Atlet Purwakarta. Di sana penyiksaan dilakukan kepada keduanya.
Satu orang akhirnya tewas, yakni Toni Manalu, yang dituduh mereka turut mencuri mobil Rasta.
Ironisnya, mayat Toni mereka sembunyikan, namun hingga kini belum juga terungkap di mana mayat itu disembunyikan para pelaku.
Ayah korban, Jhoni Pandapotan Manalu mengatakan tiba-tiba saja mayat anaknya sudah di RSCM, padahal sebelumnya ia sudah meminta untuk ikut mengevakuasi jenazah anaknya dari lokasi disembunyikan.
Hasil autopsi pada jenazah korban, ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
Enam orang prajurit TNI AL yang terlibat dalam penyiksaan hingga Ade dan Toni hingga Toni tewas telah diamankan.
Selain itu Rasta juga ditangkap polisi, serta barang bukti berupa cangkul dua buah dan satu unit handphone.
Baca juga: 6 Oknum Anggota TNI AL Aniaya Toni Manalu hingga Tewas, KSAL Sampai Minta Maaf, Begini Nasib Pelaku
Keterangan Ayah Korban
Jhoni Pandapotan Manalu menceritakan tentang anaknya yang meninggal secara sadis itu, dalam tayangan di siaran Kompas Petang, yang tayang di Kompas TV pada 18 Juni 2021.
Dia mengatakan informasi dari kasir di tempat usaha cucian mobil anaknya itu, ada yang menjemput Toni pada 29 Mei 2021.
Berdasarkan ketarangan dari kasir itu, ada seorang pria yang masuk dan mencari Toni ke cucian mobil.
Lalu di luar ada mobil avanza putih yang di dalamnya ada beberapa orang, dan Toni dimasukkan ke mobil itu.
Sejak 29 Mei-15 juni itu tidak diketahui keberadaan Toni.
"Pada tanggal 15 Juni saya membuat laporan ke Polres Purwakarta, saya melaporkan penculikan kepada anak saya," ungkapnya.
Dia menyebut saat membuat laporan itu, ia belum mengetahui bila anaknya itu sudah meninggal dunia.
"Pada tanggal 16 Juni subuh saya dapat informasi dari Kanit Reskrim yang mengatakan Rasta ditangkap. Setelah itu terbukalah pelaku penganiayaan kepada anak saya dan Ade adalah anggota TNI angkatan laut," tuturnya.
Dia menyebut bahwa tuduhan anaknya terlibat pencurian mobil Rasta adalah fitnah.
"Anak saya bukan pencuri. Kalau memang anak saya mencuri, di mana dia mencuri, kapan dia mencuri?" ucap ayah Toni itu.
Baca juga: Toni Manalu Dianiaya hingga Tewas oleh 6 Oknum Anggota POM TNI AL, Mayatnya Sempat Disembunyikan
"Anak saya meninggal tidak wajar. dianiaya beberapa orang anggota TNI AL," ungkapnya.
Dia menegaskan bahwa anaknya bukanlah pencuri, melainkan pengusaha.
"Anak saya pengusaha, dia bukan pencuri. Masih bisa dapat Rp 1 juta sampai sampai Rp 2 juta tiap hari dari usahanya itu," ugnkapnya.
Dia juga mengaku kecewa kepada petugas dari Puspom TNI AL, sebab tidak mengikutsertakan dirinya saat evakuasi anaknya.
"Saya kecewa. setelah mengetahui anak saya meninggal, ssaya meminta agar keluarga diikutsertakan bila mengevakuasi mayat dari tempatnya dibuang," ungkapnya.
Dia menyebut ada dari Puspom TNI AL saat bertemu di Polres purwakarta yang megnatakan, saat evakusi, keluarga akan kita komunikasikan.
"Hari Rabu Jam 08.00 saya ditanya, apakah bersedia anaknya autopsi. Saya bilang bersedia. Ditanya lagi apakah mau ikut evakuasi, saya jawab oh sangat," ungkapnya.
Dia menunggu, namun ternyata tidak ada realisasi, sehingga dia hubungi kembali nomor telepon itu.
"Jawabannya kepada saya bahwa masih simpang siur, ada di Jonggol ada yang bilang di Cianjur. Lalu jam 13.00 Personel Puspom AL datang ke tempat saya mengatakan anak saya sudah di RSCM. Saya merasa telah dibodohi," ungkapnya.
Kondisi Toni Manalu
Jhoni mengatakan, berdasarkan hasil autopsi, kondisi jenazah Toni Manalu sangat memprihatinkan akibat penyiksaan yang dialami.
"Pihak rumah sakit melihat, badan anak saya semua hancur," kata Jhoni, yang dikutip Tribun Jambi dari tayangan program Saksi Kunci Kompas TV.
Dia menyebut dada dan punggung anaknya juga penuh luka, yang diduga akibat dianiaya oleh enam orang oknum anggota TNI AL itu.
"Giginya habis dirontokkan. Tangan kanannya sepertinya patah, tapi saya tidak bisa menyimpulkan patah. Lehernya sepertinya patah juga," terang Jhoni Manalu.
Dia mengatakan, sepengetahuannya Toni Manalu, yang memiliki nama lengkap Bungka Patiar San Francisco Manalu tidak memiliki masalah.
"Yang punya masalah adalah orang orang lain," ungkap Jhoni.
Sikap TNI AL
Kadispen TNI AL, membenarkan sudah menangkap keenam pelaku dan memeriksa motif penganiyaan.
Para pelaku kini berada di Markas Pusat Polisi Militer TNI AL di Jakarta Utara.
Keenam anggota TNI AL itu masih mejalani pemeriksaan intensif di POMAL AL Jakarta.
Komandan Puspomal, Laksamana Muda TNI Nazali Lempo, penculikan dan penganiayaan terjadi pada dua orang warga Purwakarta.
Satu orang meninggal dunia akibat penganiayaan itu, yakni Toni Manalu.
Dia menyebut peristiwa tragis ini berawal dari adanya pengaduan calon mertua seorang oknum Polisi Militer AL kehilangan mobil.
Oknum itu lalu mengajak lima orang temannya di TNI AL yang saat itu berlatih sebagai atlet dayung di Purwakarta.
Tidak berapa lama kemudian mereka menemukan orang yang diduga terlibat dalam hilangnya mobil tersebut.
Mereka kemudian membawa dua itu ke Wisma Atlet Purwakarta.
Nazali mengungkapkan berdsarkan keterangan dari tersangka yang telah ditangkap, warga sipil yang diamankan itu mengaku menggelapkan mobil orangtua pacar oknum TNI dan menjualnya.
Menurut Nazali, anggotanya mungkin lepas kendali dan emosi pada saat melakukan interogasi, sehingga menganiaya warga sipil.
"Mungkin lepas emosi, sehingga terjadi tindakan di luar batas, hingga satu orang warga sipil meninggal dunia,'' terang Nazali, yang dikutip dari KompasTV, Jumat.
Selanjutnya oknum TNI AL itu menyembunyikan jenazah warga yang tewas dianiaya.
TNI AL mencari dan mengamankan mayat warga yang tewas itu, lalu memembawa ke RSCM untuk visum.
"Sesuai arahan pimpinan TNI AL, sekecil apa pun pelanggaran yang dilakukan anggota akan ditindak tegas," kata Nazali.
Dia menyebut semua proses dan penyelidikan, rekonstruksi dan olah TKP sudah dilakukan.
"Senin besok berkas akan diserahkan ke Pengadilan Militer," pungkas Nazali.
Baca juga: Soeharto Pernah Ditampar Oleh Sosok Pendiri Kopassus Ini hingga Malu, Berawal dari Telepon Soekarno
Baca juga: Toni Manalu Diculik Lalu Dianiaya 6 Anggota TNI AL hingga Tewas, Gara-gara Urusan Mobil Calon Mertua