Perang di Jalur Gaza Pecah Lagi, Israel Mulai Gencarkan Serangan Udara
Militer Israel kembali menyerang Jalur Gaza pada Rabu (16/6/2021) pagi. Jalur Gaza yang dikuasai kelompok militan Hamas
Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI.COM - Militer Israel kembali menyerang Jalur Gaza pada Rabu (16/6/2021) pagi.
Serangan Israel ke Jalur Gaza yang dikuasai kelompok militan Hamas ini jadi akhir gencatan senjata yang disepakati bulan lalu.
Serangan ini juga jadi pertempuran pertama sejak Israel dipimpin Perdana Menteri Naftali Bennett.
Naftali Bennett dilantik menjadi Perdana Menteri Israel menggantikan Benjamin Netanyahu pada Minggu (13/6) malam.
Israel mengklaim serangan udara ke Jalur Gaza ini fokus pada serangan ke lokasi latihan militan Hamas.
Militer Israel juga menyebut bahwa serangan udara ini dilakukan sebagai balasan untuk aksi Hamas yang mengirimkan balon pembakar dari Gaza ke wilayah Israel.
Balon pembakar itu disebut telah menyebabkan 20 kebakaran di wilayah Israel, dan tidak menyebabkan korban jiwa.
Sementara akibat serangan udara terbaru Israel ke Jalur Gaza ini, belum ada laporan tentang korban jiwa.
Baca juga: Neta S Pane yang Dikenal Kritis pada Polri Meninggal Dunia, Sempat Dirawat Karena Ini
Baca juga: Siapa Naftali Bennett yang Akan Gantikan PM Israel Benjamin Netanyahu? Sosoknya penuh Kontroversi
Militer Israel sudah menyatakan siap untuk semua skenario, termasuk juga bila harus lakukan pertempuran baru dalam menghadapi aksi dari daerah Jalur Gaza.
Pada pertempuran antara Israel dengan Hamas Mei lalu, sebanyak 240 orang meninggal di Jalur Gaza, dan 12 orang meninggal di Israel.
Sejarah Panjang
Pertempuran di Jalur Gaza ini merupakan bagian dari konflik panjang di wilayah tersebut.
Jalur Gaza awalnya diduduki Mesir, kemudian direbut Israel pada tahun 1967 dalam perang enam hari di kawasan Timur Tengah itu.
Pada tahun 2005, Israel menarik pasukannya dari sana dan juga sekitar 7.000 penduduk dipindahkan.
Israel tarik diri dari sana karena negara itu tidak punya kewenangan penuh atas wilayah Gaza.
Walau begitu, PBB menganggap Jalur Gaza masih dikuasai Israel secara sah berdasarkan perjanjian hukum.
Berdasasarkan perjanjian damai Oslo yang disahkan tahun 1993, Palestina menjadi badan administratif pengelola pusat kependudukan wilayah Jalur Gaza.
Israel juga mengakui Palestine Liberation Organization (PLO) dari kelompok nasionalis Fatah sebagai perwakilan sah warga Palestina menguasai wilayah itu.
Selanjutnya pada tahun 2007, Hamas tersebut mengusir pasukan loyalis Otoritas Palestina (PLO) yang saat itu memerintah.
Hamas akhirnya jadi penguasa di Jalur Gaza, yang selanjutnya juga membentuk Pemerintahan Hamas di Gaza. (*)
Baca juga: Setelah 11 Hari Perang, Ternyata Inilah Sosok Dibalik Gencatan Senjata Palestina dan Israel
Baca juga: VIDEO Viral Suami Bungkus Istrinya yang Masih Hidup Seperti Mumi
Sebagaian artikel Ini dikutip dari TRIBUNNEWS