Atlet Wushu Jambi yang Maju PON Papua Terkendala Lokasi Latihan dan Dana

"Kendala kami sebagai atlet saat ini adalah dana. Karena dana dari latihan ini sempat macet. Dan setelah cair ternyata hasilnya tidak memuaskan jumlah uangnya," ungkap Friska.

Padahal dirinya dan teman-temannya yang juga menjadi atlet PON pada Wushu selalu membeli vitamin, makanan bergizi dan lain sebagainya untuk menunjang latihan mereka.

"Dengan jumlah Rp 50 ribu yang juga dipotong pajak itu, saya rasa untuk uang bensin saja kurang. Yang mana tempat tinggal saya dengan lokasi latihan cukup jauh. Saya tinggal di Pasir Putih dan latihan di Mayang," ungkapnya.

Terpisah, atlet dari cabor lainnya dan tidak ingin disebutkan namanya, juga menyatakan sebelumnya pada 2020 dana Pelatda untuk PON yang tertunda pada 2020 lalu sebesar Rp 4 juta per bulan pada Januari-Maret. Kemudian sempat terputus karena pandemi Covid-19.

"Jadi saya dulu mendapatkan Rp 4 juta per bulan dari Diskepora Provinsi Jambi. Itu dari Januari-Maret 2020. Kemudian Corona, setelahnya mulai Juni-Desember 2020 saya menerima Rp 500 ribu dari KONI," jelas atlet yang tidak ingin disebutkan namanya ini.

Kemudian setelah kembali dilaksanakan Pelatda pada April 2021, dana latihan Pelatda menjadi Rp 50 ribu dan dipotong pajak.

"Dana Pelatda pada April lalu baru saya terima pada Kamis (11/6/2021) kemarin. Saya pun menerima sebanyak Rp 900 ribu," katanya.

Dirinya pun mendapat informasi untuk pelatih mendapatkan Rp 1,8 juta.

"Saya tidak mengetahui bagaimana bisa dana Pelatda yang cair itu hanya menjadi Rp 900 ribu. Saya tanya dengan atlet-atlet lainnya di cabor lain mereka juga tidak mengetahui kalau yang cair jumlahnya segitu," ungkapnya.

(Tribunjambi.com/Widyoko)

Baca juga: Nama-nama Diprediksi Tampil Cemerlang di Pertandingan Turki vs Italia dalam Laga Pembuka Euro 2020

Baca juga: Sempat Buat Laporan Temukan Ayah Meninggal, Ternyata Sang Anak Sendiri Pelakunya

Baca juga: Kartu Kendali Gas Bersubsidi yang Diluncurkan Pemkab Muarojambi Masih Tahap Evaluasi Pendataan