Anies Baswedan Temui Ridwan Kamil Subuh-subuh, Teh Botol Sosro dan Foto SBY Jadi Sorotan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ridwan Kamil bertemu Jumat (11/6/2021) subuh. Keduanya sempat sarapan bersama.
Anies Baswedan Temui Ridwan Kamil Subuh-subuh, Teh Botol Sosro dan Foto SBY Jadi Sorotan
TRIBUNJAMBI.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertemu Jumat (11/6/2021) subuh.
Dua gubernur bertetangga itu sarapan bersama.
Namun yang jadi sorotan publik justru adanya Teh Botol Sosro hingga foto Presiden RI 2004-2014, Susilo Bambang Yudhoyono. saat
Pada foto yang beredar, tampak Ridwan Kamil menghisap Teh Botol Sosro dengan ekspresi serius. Sementara Anies Baswedan tampak menyimak dan memperhatikan ekspresi Ridwan Kamil.
Beberapa hari terakhir, Teh Botol Sosro viral karena Ketua DPR RI Puan Maharani disebut-sebut sebagai Teh Botol Sosro dalam rekaman viral yang diduga suara Bambang Pacul, Ketua PDIP Jateng.
Puan Maharani diibaratkan seperti Teh Botol Sosro. Apapun makanannya minumnya teh botol sosro.
Hal ini pun kemudian ditafsirkan, siapapun calon presidennya maka wakilnya tetap Puan Maharani.
Simbol lain dalam pertemuan Gubernur DKI Jakarta dan Jawa Barat itu adalah foto SBY saat menghadiri rumah makan tersebut.
Baca juga: Langkah Anies Baswedan Jelang Pilpres 2024 Disorot, Pengamat Ini Bongkar Tokoh Kuat di Belakangnya
Baca juga: Rizieq Shihab Minta Denny Siregar Dipenjara Seperti Ahok, Abu Janda: Kirain Minta Foto Bugil Firza
Baca juga: Peran Denny Siregar dan Diaz Hendropriyono Staf Presiden Dibongkar Rizieq Shihab di Pengadilan
Melansir kompas.com, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil shalat subuh berjamaah di Masjid Agung Sumedang, Jabar, Jumat (11/6/2021).
Usai shalat, keduanya melanjutkan sarapan bersama di Warung Tahu Palasari, Sumedang. Anies datang ke Sumedang untuk meneken kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan Kabupaten Sumedang dalam sektor pertanian dan pemenuhan pangan.
Ridwan Kamil hadir menjadi saksi dalam proses kerja sama itu.
“Saya mengapresiasi hubungan ekonomi ini yang akan dilaksanakan antara Pemkab Sumedang dan Pemprov DKI Jakarta. Kami ingin antar daerah ini terus berkoordinasi demi kesejahteraan warga,” kata Ridwan Kamil dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat.

Ridwan yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, di era pandemi Covid-19, kolaborasi antar daerah di berbagai bidang harus terus dilakukan.
“Mudah-mudahan ini terus berlangsung semua daerah di Indonesia bekerja sama. Demi meningkatkan kerja sama yang nyaris tidak terdengar,” ucap Emil.
Sementara itu, Anies Baswedan mengatakan, kebutuhan pangan di wilayahnya sangat bergantung pada Jabar.
“99 persen dari kebutuhan pangan Jakarta itu dipasok dari luar Jakarta, pemasok terbesar datang dari tetangga kami yaitu Jabar. Kebutuhan pangan di Jakarta ini ditopang oleh Jabar, saya ucapkan terima kasih,” kata Anies.
Anies berharap, kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan Pemkab Sumedang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua daerah.
“Dengan adanya kerja sama ini, para petani dan produsen insya Allah bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cepat,” kata Anies.
Kerja Saja, Nanti Partai yang Datang
Sebelumnya, 0engamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, posisi Ridwan Kamil dan Anies Baswedan dalam menentukan partai sangat dilematis.
Menurut Karyono, kedua sosok itu di satu sisi memiliki peluang bagus untuk maju di pilpres.
Tapi di sisi lain belum ada kepastian mereka akan diusung partai politik.
"Dilema tersebut yang mendorong mereka ingin masuk partai. Tetapi, bagi RK dan Anies tidak mudah juga untuk memilih partai yang tepat dan ideal, yang ada korelasinya dengan pemenangan pilpres," kata Karyono saat dihubungi Tribunnews, Kamis (10/6/2021).
Lebih lanjut, Karyono mengatakan, bahwa partai-partai besar seperti PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, Demokrat sudah ada figur capres-cawapres.
Sehingga, tinggal PKS, Nasdem, PAN, PPP yang belum memunculkan kadernya sebagai capres atau cawapresnya.
Meskipun endingnya, pimpinan parpol tak jarang menemui kegagalan menjadi kandidat karena sejumlah faktor, antara lain partai koalisinya tidak memenuhi syarat ambang batas Presidential Threshold.
"Pada akhirnya partai yang pada awalnya mencalonkan pimpinannya malah mendukung kandidat lain yang diusung oleh partai lain," ucap Karyono.
Ia juga mengulas soal pengalaman empirik tersebut perlu menjadi pertimbangan juga bagi Anies dan RK serta seluruh kandidat dalam membuat kalkulasi politik ke depan.
Di sisi lain, masuk ke partai yang tidak tepat justru bisa membuat figur capres terkunci, sulit bergerak dalam menggalang dukungan.
"Jadi, menurut saya, jika memperhatikan dinamika politik saat ini, lebih baik Ridwan dan Anies bertahan di luar partai, fokus bekerja sebagai kepala daerah, memperbanyak prestasi, turun langsung untuk menyapa dan membantu masyarakat," kata Karyono.
"Jika elektabilitas tinggi, partai partai justru akan datang melamar," jelasnya
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Apa Maknanya? Teh Botol Sosro hingga Foto SBY saat Pertemuan Subuh Anies Baswedan dan Ridwan Kamil.