Sahabat Rasulullah

Saat Umar bin Khattab Ingin Mencabut Gigi Suhail bin Amr, Sahabat Nabi yang Juga Orator

“Wahai Rasulullah biarkan aku mencabut kedua gigi depan Suhail bin Amar agar ia tidak lagi menjadi orator yang menyerangmu,”

Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Deddy Rachmawan
AFP
Kondisi seputaran Masjidil Haram di Kota Mekkah, Arab Saudi yang tampak lengang pada Maret 2020. 

“Wahai Rasulullah biarkan aku mencabut kedua gigi depan Suhail bin Amar agar ia tidak lagi menjadi orator yang menyerangmu,” ujar Umar bin Khattab

TRIBUNJAMBI.COM – Ia adalah tokoh kaum Quraisy yang keras menentang Rasulullah.

Adalah Suhail bin Amr sosok tokoh Quraisy tersebut.

Ketika itu kaum muslimin hendak ke Mekah pada tahun Hudaibiyah, kalangan Quraisy berkepentingan menggagalkan niatan itu.

Mereka menolak Rasulullah dan umat Islam datang ke Mekah.

Hingga akhirnya kaum Quraisy mengirim utusan kepada Rasulullah agar tidak memasuki Mekah.

Beberapa utusan Quraisy  yang menemui Rasulullah, gagal.

Hingga akhirnya  kaum Quraisy mengutus Suhail bin Amr untuk kembali memastikan agar Rasulullah dan sabahat Nabi lainnya urung memasuki Mekah.

Mengutip buku Rijal haula Rasulullah saw karya Khalid Muhammad Khalid, hingga akhirnya Suhail bin Amr kembali bertemu dengan Rasulullah pada penaklukan Mekah atau Fathu Makkah.

Saat Suhail bin Amr menjadi tawanan itulah, Umar bin Khattab meminta izin kepada Rasulullah.

“Wahai Rasulullah biarkan aku mencabut kedua gigi depan Suhail bin Amar agar ia tidak lagi menjadi orator yang menyerangmu,” ujar Umar bin Khattab ra.

Rasul melarang dan menjawab; “Wahai Umar, mungkin nanti Suhail akan memiliki peran yang menyenangkan bagimu!”

Hingga akhirnya pada Fathu Makkah,  di hadapan kaum Quraisy  Rasulullah mengatakan “Pergilah, karena kalian telah bebas.”

Di situlah Suhail bin Amar terketuk hatinya. Dan ia masuk dalam orang yang berislam pada penaklukan Kota Mekah tersebut. 

Suhail pun masuk pada jajaran para sahabat Nabi.

Keimanannya dan kesalihannya teruji. Ia bahkan ikut dalam perang Yarmuk di Syam.

Tatkala Rasulullah meninggal dunia, ia menjadi penenang kaum muslimin di Mekah.

Persis seperti peran Abu Bakar di Madinah pada saat wafatnya Rasulullah.

Sejarah mencatat bagaimana sahabat Nabi yang kemudian menjadi khalifah yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan tegas mengatakan bahwa Rasulullah juga manusia dan akan mati.

Kalimat Abu Bakar Ash-Shiddiq itu adalah, “Siapa yang menyembah Muhammad, maka Muhammad telah tiada. Siapa yang menyembah Allah maka Allah Mahahidup dan tidak pernah mati.”

Hingga  akhirnya umat Islam di Madinah percaya bahwa Rasulullah sudah wafat.

Baca juga: Umair bin Saad, Sahabat Nabi yang Telinganya Dipegang Rasulullah dan Disegani Umar bin Khattab

Baca juga: Ayat Alquran Mana yang Paling Agung? Begini Jawaban Sahabat Nabi Ubay bin Kaab

Baca juga: Jafar bin Abi Thalib, Sahabat Nabi yang Syahid dan Dermawan Sosoknya Sangat Mirip Rasulullah

Di Mekah, Suhail lah yang mengambil peran itu.  Ia kumpulkan seluruh kaum muslimin dan dengan tegas ia berbicara di hadapan mereka.

Suhail menyampaikan bahwa Rasulullah telah wafat dan telah menyampaikan seluruh risalah.

Adalah kewajiban orang yang beriman pada Rasulullah untuk mengikuti jalan Rasulullah setelah beliau tiada.

Maka Umar bin Khattab yang ada di antara mereka teringat sabda Rasulullah saat Fathu Makkah tentang Suhail.

“Wahai Umar, mungkin nanti Suhail akan memiliki peran yang menyenangkan bagimu!”

Umar pun tertawa dan bahagia.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved